Syamsurizal

頑張れば 難 でも できる

SOAL

1.Pada percobaan Identifikasi Gugus Aldehid dan Keton anda menggunakan Reagen Tollens dimana telah diketahui luas beberapa kekurangannya.

a) Jelaskan gagasan anda mengatasi kekurangan Reagen tsb(Bobot 10).

b) Bagaimana bila basa yang digunakan pada reagen tsb diganti dengan basa alkalis lainnya, bagaimana kemungkinan efektifitasnya dibandingkan dengan NaOH (Bobot 15).

2.Pada percobaan reaksi-reaksi alkohol dan fenol jelaskan kemungkinan penggunaan reagen lain yang lebih spesifik sehingga anda dapat membedakan  sifat kebasaan antara alkohol dan Fenol. (Bobot 25).

3.Pada percobaan pembuatan sikloheksanon dari sikloheksanol, bila digunakan tiga jenis oksidator yang berbeda jelaskan efektifitas masing-masing oksidator tersebut dalam menghasilkan sikloheksanon. (Bobot 25).

4.Pada percobaan pemisahan senyawa organik dengan Teknik Khromatogorafi. Jelaskan sekurang-kurangnya empat hal utama yang dapat menjamin keberhasilan memisahkan suatu senyawa yang menjadi target pemurnian dari campuranya. (Bobot 25)

Updated: Mei 6, 2020 — 08:00

141 Comments

Add a Comment
  1. Dea Ristria Ariani

    Nama: Dea Ristria Ariani
    NIM: A1C118003
    jawaban nomor 1
    1. a. pereaksi tollen’s merupakan ion perak beramonia yang mampu mengoksidasi aldehid menjadi ion logam perak.namun tidak mampu mengoksidasi keton karena pereaksi ini merupakan reduktor lemah.jadi kita dapat mengatasinya dengan menggunakan reduktor kuat seperti fenilhidrazon untuk mereaksikan keton. dikarenakan keton tidak dapat bereaksi dengan tollens
    b. bila basa yang digunakan pada reagen itu diganti dengan basa alkalis itu bisa saja seperti misalnya kita menggunakan KOH dalam menggnti basa NaOH, yang mana keefektifannya sama seperti kita menggunakan basa NaOH. karena kemiripan dari kedua sifat itu yang sama-sama merupakan basa alkalis.

  2. 1. Nama : Nisa Aprylina
    NIM : A1C118044
    Kelas : Reguler A 2018
    a. Menurut saya kekurangan dari pereaksi tollens adalah untuk membedakan antara aldehida dan keton harus dilakukan pemanasan terlebih dahulu, tidak bisa langsung digunakan sehingga apabila kita tidak memanaskan nya maka tidak akan terjadi reaksi apabila kita hanya mencampurkannya saja
    b. Menurut saya jika diganti dengan basa alkalis lainnya mungkin bisa bereaksi karena yang dibutuhkan dalam pengujian dengan tollens ini adalah membentuk endapan coklat Ag20, tetapi mungkin tidak efektif jika diganti dengan basa alkalis lain, mungkin KOH bisa, karena sifat yang dimiliki oleh KOH hampir mirip dengan NaOH

  3. Fadillah Fatma

    Nama : Fadillah Fatma
    NIM : A1C118092

    Jawaban nomor 1

    A. Untuk mengatasi kekurangan dari reagen tollens tersebut maka untuk melakukan uji aldehid dan keton dengan menggunakan reagen tollens diperhatikan betul apakah keton yang digunakan untuk uji itu mempunyai gugus metil atau tidak. Sebab jika senyawa keton yang digunakan itu merupakan senyawa yang mengandung gugus metil maka ia akan ikut bereaksi.

    B.Jika basa alkalis yang digunakan itu mampu dengan mudah dioksidasi dengan aldehid maka bisa digantikan dengan efektivias yang tak jauh berbeda dengan NaOH.

  4. Cici Indah Septiana

    Nama : Cici Indah Septiana
    NIM : A1C118069
    1.A). Reagen tollens dikategorikan pengoksidasi lemah dan tidak mempunyai daya untuk mengoksidasi senyawa keton, menyikapi hal ini maka dapat dilakukan teknik uji lain seperti uji Fehling dan Benedict atau Adisi Bisulfit.
    B). Berbagai cara bisa untuk membuat pereaksi Tollens, yang perlu larutan ini harus mengandung perak amoniakal. Larutan basa yang digunakan bisa larutan basa dari perak nitrat, atau menggunakan KOH yang mana dapat bekerja efektif sama dengan NaOH.

  5. Isnaini Puji Rahayu

    Nama: Isnaini Puji Rahayu
    NIM: A1C118020

    1. a) untuk mengatasi kekurangan ini kita bisa pakai cukup dengan Ag2O saja sebagai penggantinya. Ag2O ininantinya direaksikan dengan aldehid ataupun tollens, yang mana akan dihasilkan endapannya perak untuk menandakan bahwa dia adalah aldehid

    b) apabila basa tersebut diganti dengan basa lain yang sama kuatnya maka akan setara keefektifannya dengan basa NaOH ini. tapi sebaliknya jika basa yang digunakan lebih lemah bisa-bisa hasil yang diperoleh tidak tepat, atau dapat dikatakan basa itu tidak seefektif basa NaOH

  6. Nama : Dwi Kartini
    Nim : A1C118058
    A ) sebaiknya digunakan pereaksi tollens sesuai dengan kadar yang ditentukan agar pada saat pengujian hasil yang didapatkan bisa jelas dan sesuai. Karena terkadang sulit untuk menimbulkan endapan cermin perak, meskipun senyawa tersebiut adalah aldehid. yang terpenting dari reagent ini adalah harus mengandung perak amoniakal
    b). Jika diganti dengan basa alkalis lainnya (basa kuat), reaksi akan tetap berjalan. Namun akan lebih efektife Dan cepat ketika menggunakan NaOH. Agar warna atau endapan yang ditimbulkan lebih jelas

  7. paulina erika manurung

    1. A) menurut saya cara mengatasi bilang terjadi kekurangan reagen yang dilakukan ialah dengan mengganti reagen yang kita gunakan dengan reagen yang lain

    B) jika diganti dengan basa alkalis yang lain tentu boleh boleh saja. efeksitas yang akan terjadi akan hasil yang sama

    1. paulina erika manurung

      nama : paulina erika manurung
      nik : a1c118062

  8. SARI BULAN A1C118065

    Nama : Sari Bulan
    NIM : A1C118065
    1.a) pada uji tollens keton tidak dapat bereaksi pada karena pada keton tidak ada gugus OH atau H bebas, jadi jika kita ingin menguji keton bisa diatasi dengan menggunakan uji iodoform atau tes 2,4 dinitrilfenilhidrazin
    b) menurut saya basa alkalis yang mungkin bisa digantikan NaOH adalah KOH, kemungkinan efektifitasnya akan sama dengan NaOH karena KOH termasuk basa yang kuat sama seperti NaOH

  9. Nama : RADIAH
    NIM : A1C118045
    Kelas : Reguler A 2018
    Jawaban:
    1. A. cara mengatasi kekurangan reagen tollens adalah dengan cara membuat kembali reagen tersebut dengan menggunakan larutan perak yang kita tambahkan dengan larutan ammonium hidroksida setetes demi setetes. Kita juga bisa mengganti reagen ini dengan reagen fehling dalam menguji larutan tersebut mengandung gugus aldehid maupun keton. Karena jika kita menggunakan baik reagen tollens maupun reagen fehling, kedua reagen ini hanya bisa mengidentifikasi senyawa yang mengandung alkohol saja, dikarenakan reagen ini positif terhadap alkohol dan negative terhadap keton.
    B. bila basa yang kita gunakan dalam pembuatan reagen tollens digantikan dengan basa alkalis lainnya seperti KOH tidak berpengaruh karena KOH dan NaOH sama sama basa alkalis.
    begitu juga keefektifitasnya tidak berbeda karena memiliki kemiripan sifat yang sama yaitu antara KOH dan NaOH.

  10. Dara kumalasari

    NAMA : DARA KUMALASARI
    NIM : A1C118038

    jawaban no 1

    a. mereaksikan tollens dengan basa supaya terbentuk suasana basa yang menyebabkan tidak terjadi nya endapan saat percobaaan nanti

    b. NH4OH bisa digunakan Namun bersifat tidak stabil, mudah larut dalam air dan mudah mengalami autoionisasi

  11. Resa Ovelia Hamsar

    Nama: Resa Ovelia Hamsar
    NIM: A1C118034
    Kelas: Reguler a 2018
    1. a. Kekurangan: Hasil untuk reaksi reagen tollens dengan keton tidak akan menimbulkan endapan, hal ini juga mirip bila terjadi kegagalan pada reaksi aldehid dengan tollens sehingga lebih sulit untuk diidentifikasi
    b. NH4OH dapat digantikan dengan basa alkalis lainnya karena NH4OH disini berfungsi sebagai pembentuk suasana basa. Untuk kemungkinan efektivitasnya akan berbeda karena NH4OH merupakah basa lemah sedangkan NaOH merupakan basa kuat. Tetapi yang lebih sering digunakan adalah NH4OH karena tollens merupakan campuran dari AgNO3 dan amonia berlebihan

  12. Sri Oktika Dhijah Gultom

    Nama : Sri Oktika Dhijah Gultom
    Nim : A1C118085

    1. a. Uji tollens berguna dalam mengidentifikasi senyawa aldehid dan keton. Aseton tidak dapat bereaksi dengan tollens karena tidak ada gugus OH dan H dalam keadaan bebas. Caranya dengan melakukan penetasn sedikit demi sedikit larutannya hingga nanti ada endapannya.
    b. Bisa digantikan sebab NaOH ialah basa yang kuat dan mudah melarut tentunya. Sehingga ia dapat menggantikan reagen tsb dalam membedakan dan membandingkan antara kedua gugus keton dan aldehidnya

  13. HESTI NURMELIS

    Nama : Hesti Nurmelis
    Nim : A1C118090
    Kelas : Reguler A 2018
    1. a. jika kekurangan secara kuantitas reagen fehling kita bisa menggunakan CuO direaksikan dengan aldehid. Jika kekurangan secara kualitasnya untuk fehling sendiri pada saat diuji dengan fruktosa menunjukkan warna merah bata. Akan tetapi jika hasilnya merah bata seharusnya fruktosa termasuk aldehid, kenyataan nya fruktosa termasuk senyawa keton. Jadi dari segi warna yang dihasilkan oleh reagen ini kurang sempurna dan reagen dapat menyebabkan rasa pedih pada mata. Jadi praktikan harus berhati-hari
    b. jika basa diganti dng basa alkalis lainnya efektifitasnya akan sama saja asalkan kita tetap menggunakan basa kuat sehingga bisa menghasilkan larutan coklat muda serta tetap kita tambahkan NH4OH untuk mengubah warnanya menjadi jernih.

  14. NAMA : RAHMADANSAH
    NIM : A1C118066
    1. a.) Cara mengatasi kekurangan ion tollens adalah, Menganti beberapa Alfa hidroksi pada bahan dasar pereaksi, jika perak nitrat bermasalah maka dapat diganti dengan natrium hidroksida ataupun amonia dengan hasil akhir tetap menghasilkan asam karboksilat.
    b.) Bila diganti basa alkalis, hasil yang didapat masih tetap sama, jika dihubungkan dengan efektivitas nya dengan NaOH pun masih tetap sama jika itu diganti sekalipun.

  15. M. Riyo Agung Kunia

    Nama : M.Riyo Agung Kurnia
    NIM : A1C118011
    a) Tollens adalah campuran dari amoniak dan AgNO3 Penambahan tollens pada aldehid disertai pemanasan akan menyebabkan teroksidasinya aldehid menjadi asam karboksilat.Sementara pada keton reagen tersebut tidak bereaksi Untuk mengatasi kekurangan yang dimiliki reagen tersebut, pada keton dapat digunakan reduktor kuat contohnya fenilhidrazon.
    b) Basa yang digunakan pada reagen tollens adalah NaOH. Penambahan basa ini bertujuan untuk menetralkan reaksi. NaOH dapat digantikan dengan basa alkalis lain yang kekuatan basanya sama dengan NaOH seperti KOH . Namun efeknya pada reaksi akan menetralkan reaksi tersebut juga, namun tidak seefektif NaOH. Sebab sifat kebasaan dari setiap senyawa berbeda-beda meskipun sama-sama basa kuat.

  16. Valen Dwi Putri

    Baiklah Saya *Siti asmiyah (094)* akan menjawab pertanyaan Isnaini
    Dimana Fungsi klorofil 1. Menyerap energi matahari untuk memecah molekul air dalam proses reaksi terang menjadi oksigen dan hidrogen. 2.sebagai mediator pemindahan elektron dalam proses transmisi elektron pada reaksi kimia di daun. 3.menuntun energi agar terdapat ATP yang mengumpul di kloroplas. 4.menjaga agar kloroplas tidak mengalami degenerasi.
    Tidak ada tanaman yang bisa melakukan proses fotosintesis kecuali mereka mempunyai klorofil. Fotosintesis adalah proses yang dilakukan oleh tanaman untuk mengkonversi energi dari sinar matahari menjadi energi kimia, fungsi utama fotosintesis untuk memproduksi bahan bakar (zat makanan) berupa glukosa (gula). Glukosa (gula) tersebut menjadi bahan dasar pembangunan zat lainnya. Bahan bakar ini (yang diukur dengan kalori) menjadi sumber makanan bagi hewan atau mahluk hidup lainnya.
    Saya kembalikan kepada moderator.
    Terimakasih.

    1. Valen Dwi Putri

      Mohon maaf pak, salah🙏. Karna tadi ngetik jawabannya di ms.word. jadi, pada saat mau komen tinggal paste. Ternyata belum tercopy untuk jawaban pertanyaan nomor 1. Melainkan masih tecopy kalimat diatas🙏. Namun, sudah saya perbaiki pak, untuk jawaban nomor satu pada jam 08:28. Mohon dimaafkan pak🙏

  17. 1. a). salah satu kekurangan dari reagen yaitu dapat menyebabkan rasa perih pada mata dan kulit praktikkan jadi yang harus dilakukan adalah berhati hati dalam melakukan percobaan serta menggunakan sarun tangan, masker dan jas lab selama praktikum.
    b). jika diganti tidak apa-apa selama itu bersifat basa maka dia akan tetap menjadi reagen.

  18. Ryan Willianto

    baiklah, saya Ryan Willianto (A1C118019) akan menjawab

    1. a. salah satu kekurangan yang terjadi pada reagen tollens adalah tidak dapat mengoksidasi senyawa keton. Satu-satunya hasil positif pada keton adalah alpha hidroksi keton, akan tetapi reagen berinteraksi dengan gugus hidroksi sehingga hasilnya dapat dihasilkan efek cermin perak pada percobaan bukan bereaksi dengan gugus keton. Jika ingin mengatasi kekurangan dari reagen tersebut terhadap keton hanya dapat dilakukan dengan mengganti reagen tollens dengan reagen yang lain yang berpotensi bereaksi dengan keton. Seperti mereaksikan kalium dikromat dalam suasana asam (asam sulfat dan asam nitrat) agar rantai karbon terputus untuk membentuk dua buah asam karboksilat.
    b. jika diganti dengan basa alkalis lainnya, maka reagen yang direaksikan pun akan tetap terbentuk karena basa akan tetap membentuk kompleks dengan larutan ion perak. Pada dasarnya, basa yang digunakan dalam pembuatan reagen tollens adalah dengan menambahkan NH3 agar dapat menghidrolisis air menjadi basa, sehingga penggunaan basa yang lain pun diperbolehkan seperti KOH, NaOH, dan lain-lain.

  19. Adriyan Wijaya Putra

    Nama : Adriyan Wijaya Putra
    Nim : A1C118035

    1. a). ada beberapa cara untuk mengatasi kekurangan dari reagent tollens yang digunakan salah satunya adalah dengan menggantinya dengan reagent yang sesuai dengan tujuan yang sama seperti fehling a dan fehling b.

    b). Kita dapat mengganti NaOH dengan basa alkalis kuat lainnya yang mempunyai daya ionisasi serupa dimana NaoH merupakan senyawa yang tidak stabil sehingga mudah mengalami autoionisasi seperti KOH,Ba(OH)2 sehingga efektivitasnya tetap maksimal.

  20. Siti Asmiyah (094)
    A.Kita dapat tahu bahwa reagen tollens adalah pengoksidasi lemah yang mana ya tidak dapat mengoksidasi senyawa keton maka dari itu dapat kita lakukan penggantian uji seperti kita gunakan uji fehling atau yang lainnya
    B. jika basa alkali nya diganti maka kita dapat menggunakan bahan lainnya, kita dapat membuat pereaksi tollens di mana kita menggunakan perak amoniakal kita juga dapat menggunakan koh yang dapat bekerja efektif

  21. TRIXIE FEDORA IMA GULO A1C118077

    Selamat Pagi,
    Perkenalkan saya :
    Nama : TRIXIE FEDORA IMA GULO
    NIM : A1C118077
    Kelas : Reguler A 2018
    Menjawab pertanyaan bapak nomor 1 a). Jawabannya adalah percobaan Identifikasi Gugus Aldehid dan Keton terkadang uji Tollens positif pada reaksi dengan Aldehid ketimbang Keton, hal ini karena gugus fungsi dari Keton itu sendiri (C=O) dan pada aldehid terdapat pula gugus hydrogen (-COH) yang dapat mudah dioksidasi oleh Tollens namun pada keton pada alpha-hidroksi-keton positif terhadap pereaksi tollens. Untuk mengatasi kekurangannya adalah dapat menggunakan H2SO4 bersama dengan pereaksi Tollens untuk memperkuat Tollens dapat mengoksidasi keton sama halnya seperti pereaksi kuat selain dari Tollens KMnO¬4 jadi disini kita butuh suatu asam kuat untuk mendorong tollens agar dapat mengoksidasi keton. Terima Kasih
    Untuk pertanyaan nomor 2 b), bagaimana kemungkinan efektifitasnya dibandingkan dengan NaOH. Jawabannya adalah : bias digunakan dengan basa alkalis lainnya karena disini NaOH berfungsi untuk terbentuk nantinya dengan NH3 untuk membentuk NH4OH yang sebagai medium pembentuk basa yang membentuk pembentukan suatu karboksilat, efektif baik apabila alkalis basa tersebut sama-sama dapat melepas perak dan OH bekerja untuk membentuk suatu karboksilat didalam tersebut dan serta alkalis tersebut dapat memperhambat terbentuk endapan.
    Terima Kasih

    1. TRIXIE FEDORA IMA GULO A1C118077

      maaf pak nomor 2 b) maksud saya nomor 1 b)..

  22. indah syafitri

    1.a ketika terjadi kekurangan reagen misalnya reagen fehling akan dapat diganti dengan CuO yang direaksikan dengan aldehid sehingga akan mendapatkan endapat CU (II) oksida. Dengan cara itu kita bisa mengatasi kekurangan reagen.
    b. jika diganti dengan basa alkalis maka akan kurang efektik akan tetapi dapat diganti dengan KOH yang mana sifat yang mendekati sama dengan NaoH

    1. indah syafitri

      maaf pak saya lupa untuk menuliskan nama dan nim saya

      nama :indah syafitri
      NIM : A1C118018

  23. Marta Febryza Manalu Rambe

    Nama : Marta Febryza Manalu Rambe
    NIM : A1C118037

    1. a. Kekurangan reagen tollens yaitu reagen tollens merupakan suatu pengoksidasi lemah . Jadi cara mengatasinya yaitu dengan mengganti menggunakan uji yang lain.
    b. Bisa saja dilakukan pembuatan dengan basa alkalis lainnya seperti NH4OH. Efektivitasnya sama saja dengan menggunakan NaOH karena prinsip uji tollens yaitu mereaksikan AgNO3 dengan basa alkalis.

    1. Siti asmiyah (094)
      2. Jadi kemungkinan reagen lainnya itu fapat digunakan asam kromat. Nah pada asam kromat ini ia dapat membedakan kebasaan Antara fenol dan alkohol ini, atau pun asam asetat yang mana dapat dilihat perbedaannya dari bau yang ditimbulkan dan dapat digunakan reagen lainnya.

  24. Valen Dwi Putri

    Nama : Valen Dwi Putri
    Nim : A1C118050
    1 a. Kekurangan dari reagen tollens yaitu ion perak dapat mengendap, hal yang saya akan lakukan agar ion perak tidak mengendap yaitu menambahkan beberapa tetes larutan amonia agar mencegah pengendapan ion perak sebagai oksida pada suhu tinggi.
    1 b. Jika basa yang digunakan pada reaksi tollens dirubah menjadi basa alkalis, dengan contoh KOH, suatu reaksi akan tetap berlangsung. Karna keefektifan antara KOH dan NaOH sama.

  25. NADA FITRI RAHMAN

    Nama : NADA FITRI RAHMAN
    Nim : A1C118057

    1. a) Menurut pendapat saya bisa kita cari alternatif dengan membuat campuran NaOH, larutan perak nitrat dan amonium hidroksida .dengun kadar yg sesuai.Atau bisa jika yang kurang Naoh kita bisa ganti dengan basa lainnya
    b) Jike basa diganti dengan basa alkalis lain misal seperti NH4OH mungkin reaksi yang terjadi tidak bisa sama dengun menggunakan reagen NaOh dan kalau basany mudah dioksidasi besar kemungkinan efektivitasny tak jauh beda dgn NaOh

  26. Suryani br Nababan

    Suryani Nababan(093)
    A. Menurut saya Reagen tollens tidak dapat di gunakan secara berlebihan atau dengan kata lain hanya dapat di katakan digunakan hanya secukupnya.
    B. mungkin NaOH dapat di gantikan namun tetap dengan senyawa basa alkalis tetapi tidak seefektif NaOH

  27. Ryan Willianto

    baiklah, saya Ryan Willianto (A1C118019) akan menjawab

    1.a. salah satu kekurangan yang terjadi pada reagen tollens adalah tidak dapat mengoksidasi senyawa keton. Satu-satunya hasil positif pada keton adalah alpha hidroksi keton, akan tetapi reagen berinteraksi dengan gugus hidroksi sehingga hasilnya dapat dihasilkan efek cermin perak pada percobaan bukan bereaksi dengan gugus keton. Jika ingin mengatasi kekurangan dari reagen tersebut terhadap keton hanya dapat dilakukan dengan mengganti reagen tollens dengan reagen yang lain yang berpotensi bereaksi dengan keton. Seperti mereaksikan kalium dikromat dalam suasana asam (asam sulfat dan asam nitrat) agar rantai karbon terputus untuk membentuk dua asam karboksilat.
    b. jika diganti dengan basa alkalis lainnya, maka reagen yang direaksikan pun akan tetap terbentuk karena basa akan tetap membentuk kompleks dengan larutan ion perak. Pada dasarnya, basa yang digunakan dalam pembuatan reagen tollens adalah dengan menambahkan NH3 agar dapat menghidrolisis air menjadi basa, sehingga penggunaan basa yang lain pun diperbolehkan seperti KOH, NaOH, dan lain-lain.

  28. Nama : Ulul Azmi
    NIM : A1C118068
    1. .
    a. Reagen tollens digunakan untuk membuktikan ada atau tidaknya endapan perak. Aldehid memiliki kemampuan untuk mereduksi pereaksi tollena sehingga dapat melepaskan undur dari perak sehingga mendapatkan rekasi cermin perak. Reaksi dengan pereaksi Tollens mampu mengubah ikatan C-H pada aldehid menjadi ikatan C-O. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton selanjutnya keton tidak dapat dioksidasi lagi dengan menggunakan pereaksi Tollens. Hal ini disebabkan karena keton tidak mempunyai atom hidrogen yang menempel pada atom karbon karbonil. Keton hanya dapat dioksidasi dengan keadaan reaksi yang lebih keras dibandingkan dengan aldehid. Ikatan antara karbon karbonil dan salah satu karbonnya putus, memberikan hasil-hasil oksidasidengan jumlah atom karbon yang lebih sedikit daripada bahan keton asalnya. Jadi, yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan keton siklik. Dimana, dalam oksidasi keton siklik, karena jumlah atom karbonnya akan tetap sama.
    b. Jika digantti dengan alkalis lain, maka reageen yang digunakan sebagai reaksi akan tetap terbentuk karan akan membentuk komplek dengan adanya laarutan perak. Pada umumnya, basa yang digunakan basa yang digunakan dalam pembuatan reagen tollens yaitu dengan menamabahkan senyawa NH3 agar dapat menghidrolisis air dan basa

  29. Ryan Willianto

    baiklah, saya ryan Willianto (A1C118019) akan menjawab

    1.a. salah satu kekurangan yang terjadi pada reagen tollens adalah tidak dapat mengoksidasi senyawa keton. Satu-satunya hasil positif pada keton adalah alpha hidroksi keton, akan tetapi reagen berinteraksi dengan gugus hidroksi sehingga hasilnya dapat dihasilkan efek cermin perak pada percobaan bukan bereaksi dengan gugus keton. Jika ingin mengatasi kekurangan dari reagen tersebut terhadap keton hanya dapat dilakukan dengan mengganti reagen tollens dengan reagen yang lain yang berpotensi bereaksi dengan keton. Seperti mereaksikan kalium dikromat dalam suasana asam (asam sulfat dan asam nitrat) agar rantai karbon terputus untuk membentuk asam kaeboksilat.
    b. jika diganti dengan basa alkalis lainnya, maka reagen yang direaksikan pun akan tetap terbentuk karena basa akan tetap membentuk kompleks dengan larutan ion perak. Pada dasarnya, basa yang digunakan dalam pembuatan reagen tollens adalah dengan menambahkan NH3 agar dapat menghidrolisis air menjadi basa, sehingga penggunaan basa yang lain pun diperbolehkan seperti KOH, NaOH, dan lain-lain.

  30. a. diguankan secukupnya
    b mungkin dapat digantikan dengan senayawa basa alkalis lainnya dan tak seefektif NaOH

  31. Nama : Diana Sari
    NIM : A1C118096
    1. a. kekurangan reagen tollens pada ada senyawa yang apabila direaksikan dengan reagen tollens membutuhkan waktu yang rada lama. Sehingga perlu dilakukkannya pemanasan agar laju reaksinya cepat terjadi. Dan reagen ini hanya dapat berakasi dengan senyawa aldehid saja tidak dengan keton dengan menandakan adanya cermin perak pada tabung reaksi.
    b. tidak masalah jika menggunakan basa alkalis yang digunakan sebagai reagen, efektifitasnya tentu berbeda dengan menggunakan NaOH, seperti hasil yang dihasilkan sedikit berbeda. Dengan warna atau oun bau yang dihasilkan tidak begitu tampak.

  32. Dewi Marta Malau

    Menurut saya untuk mengatasi kekurangan sragen dapat dilakukan dengan menggunanakan alternatif lain seperti basa alkalis yg sama dengan reagen yang dibutuhkan.

  33. Nama Fitrianty
    NIM : A1C118032
    Kelas : Regurler A 2018

    1. A. Tollens tidak dapat mengoksidasi senyawa keton karena keton memiliki atom H yang menempel pada gugus karbonil. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa keton dapat dioksidasi dalam keadaan reaksi yang lebih keras dari aldehid.
    B. dapat digantikan dengan basa lainnya, seperti NH¬4OH, dimana yang berguna agar tidak terjadinya endapan ion perak sebagai oksidasi AgNO¬3 dengan temperatur yang tinggi dan mampu mengatasi suatu senyawa yang akan dianalisis menjadi basa hingga dengan tidak mudahnya teroksidasi.

  34. Septia misca dalvanny

    A. Untuk mengatasi kekurangan ini dapat menggunakan ag2o saja
    B. Diganti dengan koh yang mirip dengan NaOH dan efektifitasnya akan sama

  35. TRIXIE FEDORA IMA GULO A1C118077

    Selamat Pagi,
    Perkenalkan saya :
    Nama : TRIXIE FEDORA IMA GULO
    NIM : A1C118077
    Kelas : Reguler A 2018
    Menjawab pertanyaan bapak nomor 1 a). Jawabannya adalah percobaan Identifikasi Gugus Aldehid dan Keton terkadang uji Tollens positif pada reaksi dengan Aldehid ketimbang Keton, hal ini karena gugus fungsi dari Keton itu sendiri (C=O) dan pada aldehid terdapat pula gugus hydrogen (-COH) yang dapat mudah dioksidasi oleh Tollens namun pada keton pada alpha-hidroksi-keton positif terhadap pereaksi tollens. Untuk mengatasi kekurangannya adalah dapat menggunakan H2SO4 bersama dengan pereaksi Tollens untuk memperkuat Tollens dapat mengoksidasi keton sama halnya seperti pereaksi kuat selain dari Tollens KMnO¬4 jadi disini kita butuh suatu asam kuat untuk mendorong tollens agar dapat mengoksidasi keton. Terima Kasih
    Untuk pertanyaan nomor 1 b), bagaimana kemungkinan efektifitasnya dibandingkan dengan NaOH. Jawabannya adalah : bias digunakan dengan basa alkalis lainnya karena disini NaOH berfungsi untuk terbentuk nantinya dengan NH3 untuk membentuk NH4OH yang sebagai medium pembentuk basa yang membentuk pembentukan suatu karboksilat, efektif baik apabila alkalis basa tersebut sama-sama dapat melepas perak dan OH bekerja untuk membentuk suatu karboksilat didalam tersebut dan serta alkalis tersebut dapat memperhambat terbentuk endapan.
    Terima Kasih

  36. Adriyan Wijaya Putra

    Nama : Adriyan Wijaya Putra
    Nim : A1C118035

    2. Pada percobaan identifikasi alkohol dan fenol kita bisa menggunakan reagent lain seperti Bsei (III) Klorida untuk mengindentifikasi senyawa itu apakah dia alkohol atau fenol karena Penambahan besi (III) klorida yang terlarut dalam kloroform (triklorometana) ke dalam larutan fenol, kloroform akan menghasilkan larutan yang berwarna saat ditambahkan piridin. Dimana warna yang dihasilkan bergantung pada struktur fenol,bervariasi mulai dari hijau hingga ungu,sementara alkohol tidak menghasilkan warna apapun saat dilakukan uji ini.

  37. SEPTIA MISCA DALVANNY

    septia (005)
    a. untuk mengatasi kekurangan ini dapat menggunakanAg2O saja sebagai untuk mengganti reagen tollens , yang nantinya akan menghasilkan reaksi pada aldehid dengan pembentukan perak
    b. diganti dengan menggunakan KOH yang mirip dengan naoh , sedangkan efektifitasnya akan sama karena merupakan basa alkalis

  38. Dara kumalasari

    NAMA : Dara Kumalasari
    NIM : A1C118038

    2. dengan pereaksi anilin encer 0.1 % akan bewarna biru yang jika diasam kan berubah menjadi kemerahan. Bisa juga dengan reaksi spiro dimana saat ditambahn kan NH4OH warna larutan berubah menjadi ungu

  39. Nama : Nisa Aprylina
    NIM : A1C118044
    Kelas : Reguler A 2018
    2. Alkohol dan fenol bisa direaksikan dengan suatu reagen, yaitu reaksi diazo. Untuk Alkohol apabila direaksikan akan menghasilkan warna merah. Dapat dilakukan uji coba dengan Etanol + reagen Diazo(Diazo A(HCl + Asam Sulfanilat) + Diazo B(Air + NaNO2)) dan menghasilkan warna merah. Untuk Fenol caranya sama, hanya saja setelah dihasilkan warna merah pada fenol, jika ditambahkan dengan Amil Alkohol larutan akan berubah menjadi jernih dan warna merahnya hilang.

  40. SARI BULAN A1C118065

    Nama : Sari Bulan
    NIM : A1C118065
    2) Reagen yang digunakan adalah FeCl3, dimana methanol akan larut dslam FeCl3 sehingga warnanya menjadi kuning. Sedangkan fenol direaksikan dengan FeCl3 tidak ada perubahan warna. Dari perlakuan ini dapat dilihat perbedaan antara alcohol dan fenol. Meskipun pereaksi yang digunakan sama dan memiliki gugus hidroksil yang sama namun karena fenol terikat dengan cincin aromatic maka bisa menghasilkan yang berbeda.

  41. Nama Fitrianty
    NIM : A1C118032
    Kelas : Regurler A 2018

    2. Reagen asam kromat dapat membedakan sifat kebasaan antara fenol dan alkohol karena fenol bersifat lebih asam dari asam karboksilat dan asam lebih kuat dari alkohol. Dalam hal ini fenol dapat bereaksi dengan basa yang membentuk anion fenoksida (garam fenoksida). Berbeda dengan alkohol yang tak satupun basa yang cukup kuat untuk mengubahnya menjadi ion alkoksida

  42. Resa Ovelia Hamsar

    Nama: Resa Ovelia Hamsar
    NIM: A1C118034
    Kelas: Reguler a 2018
    2. Penggunaan reagen lain seperti asam karboksilat contohnya seperti asam asetat. Hal yang paling mudah untuk membedakan alcohol dan fenol disini adalah dari bau yang timbul saat direaksikan dengan asam asetatt. Bila alcohol direaksikan dengan asam asetat maka akan timbul bau seperti bau pisang karena terjadinya reaksi esterifikasi. Sedangkan pada fenol yang direaksikan dengan asam asetat tidak menimbulkan bau yang serupa.

  43. HESTI NURMELIS

    Nama : Hesti Nurmelis
    Nim : A1C118090
    Kelas : Reguler A 2018
    2. kita bisa menggunakan natrium hidroksida yang merupakan basa cukup kuat. Sehingga fenol akan berubah menjadi garam fenoksida yang larut dalam basa. Dan merubah alkohol menjadi ion alkoksida, yang melarutkan alkohol yg tidak bisa larut dalam air dlm bentuk anion alkoksida. Dapat juga menggunakan pereaksi Folin Ciocalteu yang mengoksidasi gugu fenolik hidroksil. Berwarna biru.

  44. 2. Reagen yang lain mungkin dapat digunakan adalah senyawa alkali (contoh NaOH) atau dengan senyawa halogen.

  45. Sri Oktika Dhijah Gultom

    Nama : Sri Oktika Dhijah Gultom
    Nim : A1C118085

    2.Reagen tsb bila diganti dengan basa alkalis lainnya seperti K2Cr2O7 ketika ia dioksidasi akan menghasilkan etanal yang tergolong dalam alkohol primer.Maka kemungkinan efektifitasnya dibandingkan dengan NaOH yaitu karena fenol dapat bereaksi dengan basa kuat misalnya dengan NaOH yang berupa asam kuat dan menghasilkan natrium fenoksida, dan dapat digantikan juga dengan asam nitrat. Dapat juga dengan diuji kelarutannya dengan air.

  46. Fadillah Fatma

    Nama : Fadillah Fatma
    NIM :A1C118092

    2. Reagen lain yang dapat digunakan untuk menguji alkohol dan fenol adalah reagen diazo yang mana reagen ini akan menunjukkan warna merah pada alkohol dan fenol. Namun untuk fenol ketika ditambahkan dengan amil alkohol akan memberikan warna jernih sedangkan pada alkohol tidak. Sehingga hal itu dapat menjadi pembeda pada uji dengan reagen diazo ini. Selain itu, Uji keasaman juga dapat digunakan untuk melihat pH dari masing-masing senyawa alkohol dan fenol.

  47. TRIXIE FEDORA IMA GULO A1C118077

    Selamat Pagi,
    Perkenalkan saya :
    Nama : TRIXIE FEDORA IMA GULO
    NIM : A1C118077
    Kelas : Reguler A 2018
    Menjawab pertanyaan nomor 2 penggunaan reagen lain yang lebih spesifik untuk membedakan sifat kebasaan antara alcohol dan fenol dapat dilakukan dengan cara menggunakan CH3Cl dengan mereaksikannya Bersama NaOH jika semakin basa maka akan diindikasikan dengan warna yang pekat ataupun menggunakan NaOH dengan indicator pp akan bersifat lebih asam pada fenol ketimbang alcohol akan ditunjukan dengan warna pekat yang terbentuk oleh fenol. Terima Kasih

  48. Nama : RADIAH
    NIM : A1C118045
    Kelas : Reguler A 2018
    Jawaban:
    2. Penggunaan reagen lain dalam mengidentifikasi alkohol dan fenol sehingga didapatlah hasil yang spesifik dalam membedakan sifat kebasaan alkohol dan fenol adalah dengan kita menggunakan beberapa reagen diantaranya reagen asam borat, reagen cuprifil, reagen landwer, reagen lucas, reagen deniges dalam mengidentifikasi alkohol primer, sekunder dan tersier. Dan reagen yang digunakan dalam mengidentifikasi fenol adalah dengan menggunakan reagen landolt dan reagen indofenol.
    Jika kita menggunakan reagen lucas maka reagen ini hanya bisa mengidentifikasi alkohol sekunder dan tersier dimana alkohol primer tidak dapat bereaksi dengan reagen lucas tanpa perlakuan khusus serta reagen ini negatif terhadap fenol sehingga tidak terjadi reaksi apapun. Dan jika digunakan reagen indofenol maka uji positif jika suatu senyawa mengandung fenol adalah dengan terbentuknya endapan berwarna putih atau bening yang sukar larut dalam air.

  49. NAMA : RAHMADANSAH
    NIM : A1C118066
    2. Ada beberapa kemungkinan Reagen yang dapat membedakan sifat kebasaan alkohol dan fenol:
    a. Reagen Jonnes (terdiri dari asam kronis dalam asam sulfat, kebasaan yang ditunjukan dari hasil warna yang ditunjukan).
    b. Reagen Ritter (dengan KMnO4, hasil yang ditunjukkan berupa dekolorisasi cepat membentuk Permanganat Ungu).
    c. Reagen Schiff (Pewarna Fuchsin yang hilang warnanya jika melewati sulfur dioksida)
    d. Tes Iodoform (Memeriksa keberadaan senyawa karbonil, ketika iodin dan natrium hidroksida ditambahkan ke senyawa, maka disitu dapat dilihat kebasaan senyawa tersebut).
    Itulah beberapa reagen yang dapat digunakan untuk melihat kebasaan antara alkohol maupun fenol.

    1. Suryani br Nababan

      2. Reagan lain yang dapat di gunakan adalah senyawa alkali yang dapat berupa NaOH , koh , atau dengan Reagan na2co3

  50. Valen Dwi Putri

    Nama : Valen Dwi Putri
    Nim : A1C118050
    2. Reagen pengganti dari reagen lucasa adalah Reagen Marquis, reagen marquis lebih spesifik untuk mengujia sifat kebasaan dari alkohol dan fenol, yang mana reagen marquis akan memberikan hasil positif apabila terbentuk warna bisa merah, hijau coklat, jingga, puple dsb. Pereaksi yang digunakan adalah Formalin encer dan H2SO4 pekat

  51. Dea Ristria Ariani

    Nama : Dea Ristria Ariani
    NIM : A1C118003
    jawaban
    2. pada pengujian alkohol dan fenol dapat digunakan reagen natrium hidroksida yang merupakan laarutan basa untuk menguji kebasahan antara alkohol dan fenol. karena fenol mempunyai sifat asam dibandingkan dengan alkohol sehingga akan bereaksi dengan larutan basa NaOH membentuk suatu produk berupa garam natrium yang lartut didalam air menghasilkan suaru alkoksida berupa basa kuat.

  52. Dewi marta malau

    Nama : Dewi Marta Malau
    Nim A1C118089
    Jawaban no2
    menurut saya yang dapat menggantikan adalah besi(lll) klorida karna lebih mudah mengamati reaksi dengan terjadinya perubahan warna

  53. Ryan Willianto

    baiklah, saya Ryan Willianto (A1C118019) dari Reguler A 2018 akan menjawab

    2. pada dasarnya, fenol memiliki sifat lebih asam dibandingkan dengan alcohol tergantung dengan nilai pKa. penggunaan Reagen terhadap reaksi tergantung bagaimana gugus OH dapat menerima proton dari asam nya. senyawa OH akan lebih basa jika reagen yang digunakan bersifat asam karena kemampuan dari donor electron yang dilakukan oleh senyawa bergugus OH tersebut. reagen yang digunakan dapat berupa Na2CO3, H2SO4.

  54. paulina erika manurung

    nama : paulina erika manurung
    nim: a1c118062

    2. pada saat melakukan percobaan reaksi reaksi alkohol dan fenol bisa menggunakan reagen lainnya ,contohbkita menggunakan besi (III) yang dapat larut dalam larutan fenol,sehingga dapat menghasil berbagai macam warna seperti warna ungu dan merah. sedangkan pada alkohol tidak mendapatkan hasil warna yang berubah

  55. Nama : Dwi Kartini
    Nim : A1C118058
    Fenol dapat bereaksi dengan basa, sedangkan alcohol dikatakan tidak mamapu bereaksi dengan basa karena sifat dari alcohol yang sangat lemah. Sifat lainnya adalah, fenol dikatakan lebih sangat bersifat asam kuat dibandingakan dengan alcohol, sehingga dalam hal ini kita bisa menggunaka natrium hidroksida dan natrium karbonat untuk menguji kebasaan dari alcohol dan fenol. Fenol akan bereaksi menjadi anio fenoksida dan larut dalam basa garam fenoksida. Sedangkan natrium hidroksida dan natrium karbonat tidak mampu merubah alcohol menjadi ion alkoksida

  56. SEPTIA MISCA DALVANNY

    septia misca (005)
    2. dengan reagen diazo yang mana dan diazo A yang terdiri dari asam sulfanilat dan HCl dan diazo B terddiri dari NaNO2 dan H2O , pada alkoholakan menghasilkan warna merah pada hasil reaksinya,sedangkan pada fenol akan menghasilkan warna merah juga namun setelah ditambahkan amil alkohol warnanya menjadi jernih , selain itu dapat juga dengan reaksi marquis yaitu H2SO4 pekat dan formalin encer

  57. M. Riyo Agung Kunia

    Nama : M.Riyo Agung Kurnia
    NIM : A1C118011
    Jawaban no 2
    2. Alkohol dan fenol memiliki gugus OH, gugus ini akan menyebabkan terjadinya ikatan hidrogen antar molekul dengan senyawa lain. Dibandingkan alkohol, fenol lebih asam, jika direaksikan dengan basa akan membentuk garam. Reagen yang dapat digunakan untuk membedakan sifat kebasaan dari alkohol dan fenol adalah basa kuat seperti NaOH. Jika direaksikan dengan fenol maka akan terbentuk garam fenoksida. Sedangkan pada alkohol akan berubah jadi alkoksida

  58. Cici Indah Septiana

    Nama : Cici Indah Septiana
    NIM : A1C118069
    2. Menggunakan reagen lain dapat dijadikan alternatif lain, reagen yang dapat digunakan bisa berupa besi (III) klorida dimana akan menghasilkan warna saat bereaksi dengan piridin. Jika menemukan gugus aromatic maka FeCl3 akan bereaksi dengan memberikan warna hitam sebagai hasil. Dengan terbentuknya warna menunjukkan suatu senyawa fenol yaitu warna merah keunguanLarutan natrium karbonat dan natrium hidroksida juga dapat melarutkan fenol yang tidak bisa larut dalam air.

  59. nama : diana sari
    NIM : A1C118096
    2. Bisa menggunakan FeCl3 pada alkohol akan menghasilkan warna kekuningan dan pada fenol menghasilkan warna ungu yang kehitaman.

  60. NAMA : RISMAYANTI
    NIM : A1C118007

    2. reagen lain yang lebih spesifik yang dapat menentukan kebasaan alkohol dan fenol yaitu uji keasaman dengan menggunakan kertas pH dimana hasil yang diperoleh alkohol lebih asam daripada fenol. reagen ini dapat membedakan sifat kebasaan dari alkohol dan fenol.

  61. Marta Febryza Manalu Rambe

    Nama : Marta Febryza Manalu Rambe
    NIM : A1C118037
    Untuk membedakan alcohol dan fenol dapat digunakan penambahan besi (III) klorida pada kloroform suatu larutan fenol yang akan menghasilkan larutan berwarna . pada fenol warna yang didapat yaitu merah sampai ungu sedangkan alcohol tidak berubah warna apapun.

    1. Marta Febryza Manalu Rambe

      untuk nomor 2

  62. Siti asmiyah (094)
    2. Jadi kemungkinan reagen lainnya itu fapat digunakan asam kromat. Nah pada asam kromat ini ia dapat membedakan kebasaan Antara fenol dan alkohol ini, atau pun asam asetat yang mana dapat dilihat perbedaannya dari bau yang ditimbulkan dan dapat digunakan reagen lainnya.

  63. Isnaini Puji Rahayu

    Nama: Isnaini Puji Rahayu
    NIM: A1C118020
    reagent lainn yang mungkin yaitu bisa berupa iodoform, yang mana dapat membedakan alkohol dan fenol. Dan bisa juga dengan uji menggunakan KOH untuk membedakan keduanya

    1. Isnaini Puji Rahayu

      Untuk nomor 2

  64. indah syafitri

    2. dapat dengan menggunakan reaksi marquis sehingga alkohol atau fenol akan menghasilakan warna merah, coklat, jingga, ungu, hijau, dan sebagainya. ketika direaksi dengan reaksi tersebut. Dengan menggunakan Pereaksi Marquis yaitu H2SO4 pekat.

    1. indah syafitri

      Nama : indah syafitri
      NIM : A1C118018

  65. NADA FITRI RAHMAN

    Nama : NADA FITRI RAHMAN
    Nim : A1C118057

    2. Bisa dengan vanilin dan asam sulfat (vanilin sulfat) atau mentol yg jklau berksi dgn alkohol akan buat warna reaksi berubah jadi merah atau bisa dengan reagen diazotasi direaksikan dengan FeCl3 misalnya , maka nanti akan menghasilkan Fe bereaksi dengan gugus fenol yang bertanda warna ungu kehitaman

  66. 2. Nama : Ulul Azmi
    NIM : A1C118068
    Alcohol dan fenol dapat bereaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3.umumnya lakohol memiliki sifat keasaman. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3 ditandai dengan adanya gelembung gas CO2 karena fenol dan alcohol dapat bereaksi dengan senyawa tersebut. alcohol dan fenol jika direaksikan dengan basa maka dapat menghasilkan garam peroksida dan air dan ion dari dapat distabilkan dengan resonansi. muatan negatif pada ion alkoksida akan terkonsentrasi pada atom oksigen, akan tetapi muatan negatif pada ion fenoksida dapat didelokalisasi pada posisi cincin orto dan para melalui resonansi yang dijelaskan tadi.

  67. Valen Dwi Putri

    Nama : Valen Dwi Putri
    Nim : A1C118050
    3. Penggunaan oksidator dalam pembuatan sikloheksanol menggunakan oksidator. Oksidator yang digunakan harus oksidator kuat seperti Asam nitrat, Asam sulfat dan KMnO4. Efektifitas ketiga oksidator sama saja. Karna sama-sama oksidator kuat.

  68. Dara kumalasari

    Nama : Dara Kumalasari
    NIM : A1C118038

    3. pertama, asam kromat tapi tidak stabil sehinga digunakan jika sangat diperlukan saja. sikloheksanol dioksidasi dengan pengurangan atom H menjadi sikloheksanon
    kedua, kalium dikromat dalam suasana asam akan menjadi oksidator yang kuat
    ketiga, natrium hipoklorit dalam suasana asam akan lebih cepat bereaksi dibandingkan dalam suasana basa dimana Cl2 yang bertindak sebagai oksidatornya.

  69. Resa Ovelia Hamsar

    Nama: Resa Ovelia Hamsar
    NIM: A1C118034
    Kelas: Reguler a 2018

    3.a. Oksidator K2Cr2O7 : Oksidator ini merupakan oksidator kuat yang bersifat karsinogenik dan hasil tereduksinya yaitu Cr (III) beracun dan juga berbahaya bagi lingkungan
    b. Cr(VI): Oksidator ini banyak digunakan dalam mengoksidasi alcohol tetapi dapat bersifat menimbulkan kanker atau karsinogenik.
    c. Oksidator NaOCl: Oksidator ini cukup terjangkau dan mudah didapatkan tetapi mekanisme reaksi saat menggunakan oksidator ini kurang jelas

  70. Sri Oktika Dhijah Gultom

    Nama : Sri Oktika Dhijah Gultom
    Nim : A1C118085

    3. Bila digantikan dengan 3 jenis oksidator yang berbeda membuat pengujian yang dilakukan menjadi jauh lebih baik terutama dalam suasana asam. Oksidatornya yaitu asam kromat, asam sulfat dan juga CrO3. Asam sulfat dapat kita gantikan dengan asam fosfat karena lebih aman dan menghasilkan sedikit reaksi sampingan. Kemudian dioksidasi dengan natrium hipoklorit atau NaOCl karena murah. Karena sikloheksanon dan sikloheksanol mempunyai masing-masing kecepatan yang berbeda terhadapat suatu reagen tertentu.

  71. Nama Fitrianty
    NIM : A1C118032
    Kelas : Regurler A 2018

    3. Contoh oksidator yang digunakan adalah ion permanganat (MnO¬4-), ion kromat (CrO42-), dan ion dikromat (Cr2O72-). Pada ion permanganat (MnO¬4-), ion kromat (CrO42-), dan ion dikromat (Cr2O72-), Mn dan Cr akan tereduksi yang bergantung pada keasaman larutannya begitu juga dengan efektifitasnya.

  72. Nama : Nisa Aprylina
    NIM : A1C118044
    Kelas : Reguler A 2018
    3. a. Yang biasa digunakan adalah K2Cr2O7 Efektifitasnya bagus, merupakan oksidator yang kuat dan merupakan oksidator yang sangat berbahaya, mengapa dikatakan berbahaya? Karena produk nya adalah Cr(III) yang beracun dan tentunya berbahaya bagi tubuh, dan juga bersifat karsinogen untuk system pernapasan, dan ini sangat berbahaya untuk system pernapasan kita.
    b. Oksidator Natrium hipolorit (NaClO) efektifitasnya sama dengan kalium dikromat. Karena kalium dikromat sangat berbahaya jadi lebih baik memakai oksidator natrium hipoklorit karena oksidator ini mudah diperolah, tidak berbahaya sepertu Kalium dikromat dan lebih murah daripada kalium dikromat.
    c. Oksidator asam sulfat merupakan oksidator kuat. Untuk menjadi oksidator dalam pembuatan sikloheksanon itu memiliki efektifitas yang kurang, karena Oksidator asam sulfat ini tidak mengandung unsure Cl yang akan menerima electron dari sikloheksanol

  73. Nama : Dwi Kartini
    Nim : A1C118058
    3. a). Kalium dikromat : merupakan oksidator kuat yang lebih biasa dih=gunakan untuk pembuatan sikloheksanon dari sikloheksanol, namun kekurangan nya adalah, harganya yang lebih mahal, susah didapatkan dan sangat berbahaya bagi lingkungan. Kerja raksinya sangat efektif, karena merupkan oksidator kuat
    B).oksidator natrium hipoklorit : oksidator yang murah dan mudah untuk didapatkan, keefektifan nyalam pembentukan sikloheksanon tidak jauh beda dengan kalium dikromat karna sama sama merupakan oksidator kuat. Natrium hipoklorit akan bereaksi degan sikloheksanool melalui reaksi E2.
    c). asam kromat : biasa digunakan sebagai oksidator pada pembuatan sikloheksanon, namun kurang efektif.masing-masing oksidator memiliki keefektivan dan kecepatan yang berbeda-beda untuk pembuatan sikloheksanon

  74. Adriyan Wijaya Putra

    Nama : Adriyan Wijaya Putra
    Nim : A1C118035

    3. Kita dapat menggunakan 3 oksidator yang berbeda untuk membuat sikloheksanol menjadi siklohesanon. Oksidator tersebut adalah :

    a. Kita dapat menggunakan Natrium hipoklorit (Na0Cl),dimana reaksi oksidasi ini berlangsung lebih cepat dalam suasana asam, sehingga ditambahkan asam asetat yang bertujuan untuk merubah natrium hipoklorit menjadi asam hipoklorit, dimana nantinya dapat bereaksi lebih lanjut sehingga menghasilkan produk keton dan ion klorida. Dengan demikian penggunaan Natrium hipoklorit efektif dalam pembuatan sikloheksanon.

    b. Kemudian kita dapat menggunakan Kalium dikromat (K2Cr2O7), dimana akan bereaksi dengan cepat dalam keadaan asam sehingga dapat dengan baik membentuk sikloheksanon. Akan tetapi, kalium dikromat sangat bahaya dan bersifat karsinogen pada system pernafasan dan produk tereduksinya, yaitu Cr (III) yang juga berbahaya dan beracun bagi lingkungan,

    c. Kemudian kita dapat menggunakan asam kromat (H2CrO4), akan tetapi asam kromat sangat tidak stabil sehingga sulit untuk terjadinya proses pembentukan sikloheksanon karena unsur krom pada asam kromat mengalami reduksi dari +6 menjadi +4 dan tidak stabil menjadi +3.

  75. LISNA WIRANTI (001)

    3. penggunaan oksidator yang berbeda mungkin akan menghasilkan laju reaksi yang berbeda bergantung pada jenis oksidatornya, lemah (maka akan berjalan lambat sehingga sulit mencapai pembentukan ) atau kuat ( maka akan mempercepat reaksi sehingga pembentukan mudah tercapai dan mudah diamati ). Jika digunakan kalium dikromat dalam pembuatan sikloheksanon mungkin akan lebih cepat terbentuk karena merupakan oksidator kuat, bisa juga digunakan oksidator lain seperti NaClO yang juga merupakan oksidator namun tidak sekuat kalium dikromat sehingga pembentukan sikloheksanon mungkin tidak seefektif pada kalium dikromat.

  76. Ryan Willianto

    baiklah, saya Ryan Willianto (A1C118019) dari Reguler A 2018 akan menjawab

    3. tiga buah pereaksi yang dapat digunakan untuk pembuatan sikloheksanon adalah reagen jones, reagen natrium hipoklorit, dan reagen kalium manganat. Dalam menggunakan reagen tersebut akan lebih efektif dan mudah mengamati jika menggunakan reagen jones karena menggunakan pereaksi asam kromat yang berwarna merah berubah menjadi warna hijau gelap setelah menjalankan reaksi oksidasi yang menandakan bahwa reaksi berjalan baik dan hasil oksidasi didapat dengan baik, yaitu sikloheksanon.

  77. Fadillah Fatma

    Nama : Fadillah Fatma
    NIM : A1C118092

    Nomor 3:

    a. Natrium Hipoklorit
    Pada ercobaan dengan oksidator Natrium Kipoklorit dilakukan penambahan asam asetat. Asam asetat yang ditambahkan itu akan mengaktivasi natrium hipoklorit dan nantntinya akan menghasilkan asam hipoklorit yang melakukan reaksi lanjut dengan reaksi E2. Produk yang dihasilkan dari reagen ini adalah keton (sikloheksanon ) + ion klorida. Oksidator ini memiliki efektivitas yang lebih baik karena tidak berbahaya saat digunakan dan memberikan hasil yang baik.
    b. Kalium bikromat
    Oksidator ini digunakan sebagai oksidator pembuatan skloheksanon dalam suasana asam. Namun efektivitasnya tidak cukup baik karena berbahya untuk digunakan.
    c. KMnO4
    oksidator ini dapat digunakan juga karena merupakan oksidator yang kuat serta memiliki efektivitas yang tak jauh berbeda dengan 2 oksidator lainnya.

  78. HESTI NURMELIS

    Nama : Hesti Nurmelis
    Nim : A1C118090
    Kelas : Reguler A 2018
    3. pertama kita bisa menggunakan Oksidator natrium hipoklorit, karena natrium hipoklorit bukan radikal bebas sehingga tidak bersifat karsinogen pada pernapasan dan berbahaya untuk lingkungan. natrium hipoklorit bersifat basa maka senyawa trs akan berlangsung lebih cepat dalam suasana asam. Kemudian natrium hipoklorit ditambah asam asetat agar menjadi asam hipoklorit yang bereaksi dengan reaksi E2 menghasilkan keton dan ion Klorida.
    Kedua bisa menggunakan kalium bikromat. Karena merupakan oksidator yang kuat sehingga akan mempercepat reaksi. kemudain kalium bikromat ditambah asam sulfat untuk memberikan suasana asam sebagai katalis. Dan larutan akan panas yang artinya system melepas kalor ke lingkungan.
    Ketiga kita bisa menggunkan oksidator asam kromat dibuat dari kalium dikromat dan asam sulfat. Dimana efektiftasnya pada oksidasi akan menghasilkan senyawa keton.

  79. M. Riyo Agung Kunia

    Nama : M.Riyo Agung Kurnia
    NIM : A1C118011
    Jawaban no 3

    3.Sikloheksanon dibuat melalui pengoksidasian sikloheksanol atau alkohol sekunder siklik dengan menggunakan oksidator K2Cr2O7. Oksidator ini merupakan oksidator kuat sehingga reaksinya berjalan lebih cepat, namun hasil akhirnya akan menghasilkan Cr(III) yang dapat merusak lingkungan. Oksidator lain dapat yang digunakan adalah natrium hipoklorit yang ditambahkan asam asetat (natrium hipoklorit teraktivasi) dan berubah menjadi asam hipoklorit, reaksinya akan cepat pada suasana asam. Oksidator ini mudah didapatkan dan cukup terjangkau. Selain itu, oksidasi juga dapat dilakukan dengan Cr(IV), namun Cr(IV) dapat merusak sistem pernafasan karena bersifat karsinogen sehingga ia jarang digunakan dan digantikan dengan oksidator lain.

  80. Nama : Diana Sari
    NIM : A1C118096
    3. Tentu saja efektifitasnya berbeda karena ada beberapa oksidator diberi katalis dulu baru menjadi oksidator kuat. Jika yang digunakan kalium kromat dan natrium hipoklorit harus dilakukkan dengan suasana asam. Dan asam kromat juga bisa sebagai oksidator kuat, tetapi memiliki kecepatan reaksi yang berbeda dibandingkan dengan kalium kromat dan natrium hiploklorit.

  81. Suryani br Nababan

    3. Perbedaannya dapat dilihat dari oksidator ya jika dalam pembuatan sikloheksanon digunakan oksidator kuat seperti k2Cr2O7 maka lebih cepat terjadinya reaksi, jika di gunakan NaCLo yang di gunakan maka reaksi yang terjadi tidak begitu cepat sedangkan jika menggunakan oksidator lemah seperti H2CRO4 maka reaksi yang terjadi lambat dan menyebabkan sulitnya mencapai pembentukan

  82. Dea Ristria Ariani

    Nama :Dea Ristria Ariani
    NIM: A1C118003
    jawaban
    3. proses pembuatan sikloheksanon digunakan oksidator kuat untuk mereaksikan sikloheksanol yang akan membentuk sikloheksanon. jika menggunakan 3 jenis oksidator kuat yang berbeda-beda maka akan menghasilkan efesiensi yang baik seperti kita menggunkan oksidator kuat berupa asan sulfat, natrium hipoklorid (NaOCl), dan juga Cr(III) namun pada Cr(III) ini dapat menyebabkan masalah lingkungan pada proses pembuatannya. sedangkan jika kita menggunakan NaOCl itu kita terlebih dahulu mengencerkan lalu direaksikan dengan asam asetat untuk menghasilkan HClO yang akan dgunakan untuk mereaksikan sikloheksanol membentuk sikloheksanon.yang utama adalah mereaksikannya dengan oksidator kuat.

  83. Nama : RADIAH
    NIM : A1C118045
    Kelas : Reguler A 2018
    Jawaban:
    3. Tiga jenis oksidator yang berbeda dalam pembuatan sikloheksanon adalah dengan menggunakan oksidator kalium dikromat, natrium hipoklorit dan Cr (IV) . Ketiga jenis oksidator ini harus diasamkan dengan penambahan asam asetet terlebih dahulu sebelum dituangkan kedalam larutan sikloheksanol. Oksidator kalium dikromat adalah oksidator kuat dimana kalium dikromat ini berbahaya jika kita pakai karena bersifat karsiogen terhadap system pernafasan. Kemudian oksidator natrium hipokrolit, natrium hipokrolit adalah okidator yang aman digunakan dalam pembuatan sikloheksanon, lebih mudah didapat serta lebih murah harganya. Selanjutnya oksidator Cr (IV), Cr (IV) ini lebih banyak dipakai dalam oksidasi alkohol, tetapi senyawa ini bersifat karsinogen pada pernafasan.

  84. Siti Asmiyah (094)
    3. Kita dapat menggunakan sikloheksanol untuk membuat sikloheksanon dengan menggunakan natrium kipoklorit sebagai oksidatornya. Lalu dapat digunakan kalium dikromat dalam suana asam maka ia akan menjadi oksidator yang kuat. Terakhir menurut saya kita dapat menggunakan KMnO4 sebagai oksidator dalam pembuatan sikloheksanon

  85. indah syafitri

    Nama : Indah syafitri
    NIM : A1C118018
    3. oksidator yang dapat digunakan diantaranya adalah kalium dikroman (K2Cr2O4), NaOCl, KmNO4. Jika dilihat dari segi efektifitasnya maka ketiga oksidator tersebut dapat melakukan pembuatan sikloheksanon dari sikloheksanol akan tetapi dari segi berbahaya atau tidaknya zat tersebut yang membedakan sehingga menjadi pilihan untuk digunakan.

  86. Cici Indah Septiana

    Nama : Cici Indah Septiana
    NIM : A1C118069
    3. Oksidator yang dapat digunakan bisa berupa Natrium Hipoklorit, reaksi akan lebih cepat berlangsung dalam suasan asam. Oksidator ini juga efektif dalam membentuk sikloheksanon yang mana hipoklorit berlebih nantinya akan mudah hilang dengan ditambahkan senyawa bisulfit. Oksidator lainnya bisa berupa Kalium Bikromat, oksidator ini efektif untuk digunakan. Dalam hal ini sikloheksanol akan teroksidasi. Oksidator yang juga dapat digunakan berupa Asam Kromat, namun oksidator ini kurang efektif karena tidak stabil.

  87. SEPTIA MISCA DALVANNY

    Septia misca (005)
    3. a. Kalium dikromat: kalium dikromat merupakan oksidator kuat yang digunakan dalam proses pembuatan sikloheksanon sebagai oksidator yang mana ketika kalium dikromat dicampurkan dengan akan diperoleh hitam kekuningan efektifitas penggunaan kalium dikromat bagus karena warna akan langsung berubah, namun suhu harus terus dijaga konstan, selain itu sangat berbahaya bagi lingkungan
    b. oksidator natrium hipoklorit : merupakan oksidator yang murah dan juga mudah untuk didapatkan terlebih digunakan pada praktikum mahasiswa selain itu juga tidak berbahaya digunakan karena tidk merusak lingkungan seeperti kalium dikromat, keefektifan nya dalam pembentukan sikloheksanon juga cukup baik karena merupakan oksidator kuat.
    c. asam kromat : asam kromat dapat digunakan juga sebagai oksidator yang nantinya akan bereaksi dengan sikloheksanol membentuk sikloheksanon , keefektifitasnya sama dnegan menggunakan kalium dikromat karena kan nanti kalium dikromat juga akan diubah menjadi asam kromat untuk poembentukan sikloheksanon

  88. NADA FITRI RAHMAN

    Nama :NADA FITRI RAHMAN
    Nim :A1C118057

    3. Untuk penggunaan 3 jnis oksidator pada percobaaan sikloheksanon baik digunakan oksidator kuat
    utk efektifitasny tdk jauh berbeda , seperti dignakan oksidator as nitrit,KMNO4 ,ataupun NaOCl ,keefe.ktifannya tidak jauh beda ,hany saja as nitrit ini nanti jika dipakai bisa memunculkan gas NO2 dan kalau NaOCl Klbihannya mudah utk kita dapat sama juga dengan KMNO4

  89. Isnaini Puji Rahayu

    Nama: isnaini Puji Rahayu
    NIM: A1C118020

    3. Oksidator yang digunakan yaitu misalnya natrium hipoklorit, KMnO4, dan K2Cr2O7. Urutan keaktifan oksidator ini yaitu Natrium hipoklorit lebih aktif dibanding KMnO4, dan KmnO4 lebih aktif dibanding K2Cr2O7. Sehingga keefektifan apabila ketiga nya digunakan, yang paling efektif adalah natrium hipoklorit diikuti KMnO4 dan selanjutnya K2Cr2O7.

  90. NAMA : RISMAYANTI
    NIM : A1C118007

    3. bila yang digunakan ksidator asam kromat, HClO dan kalium dikromat.
    maka tingkat keefektifannya :
    Asam kromat merupakan oksidator yang tidak stabil, oleh karena itu dibuat jika diperlukan saja.
    HClO oksidator yang sebenarnya dari proses aktivasi NaOCl oleh asam asetat, dimana HClO akan bereaksi dengan sikloheksanol melalui reaksi E2.
    Sedangkan untuk kalium dikromat dalam asam merupakan oksidator yang kuat dan oksidasi alkohol akan jauh sangat baik jika dalam suasana asam.

  91. SARI BULAN A1C118065

    Nama : Sari Bulan
    NIM : A1C118065
    3) – Oksidator yang pertama yaitu natrium hipoklorit (NaClO) dimana reaksi oksidasi ini harus dalam kondisi asam, lalu kita tambahkan asam asetat, maka larutan asam asetat akan mengaktivasi NaOCl sehingga terbentuklh HClO, HClO ini sebenarnya oksidatornya yang berlanjut lagi reaksinya dengan sikloheksanol , Dimana HClO itu Cl+ akan tereduksi menjadi ion Cl-. Maka sikloheksanol teroksidasi menjadi sikloheksanon

    – Oksidator selanjutnya yaitu K2Cr2O7 yang mana merupakan oksidator kuat. Sikloheksanon akan terbentuk dari reaksi oksidasi ini, dimana sikloheksanolnya dioksidasi dengan atom H dikurangkan

    -Oksidator Na2Cr2O7 dimana merupakan oksidator yang kuat juga, pada reaksi oksidasi sikloheksanol yang merupakan alcohol sekunder akan dioksidasi dengan oksidator yang kuat

  92. NAMA : RAHMADANSAH
    NIM : A1C118066
    Ada 3 jenis oksidator, ion permangananat (MnO4–), ion kromat (CrO42-), ion kromat (Cr2O72-). Ketiga jenis ini merupakan oksidator kuat yang bisa dipakai karena mudah melepas oksigen, efektivitas yang ditunjukkan dari ketiga jenis oksidator ini adalah berbeda berbeda dimana ion permangananat berlangsung pada suasana netral dan basa kuat dan reaksi yang ditimbulkannya lambat. Sedangkan pada ion kromat dan dikromat akan mengalami reduksi sesuai keasamaan Kelarutan uji. Pada ion dikromat dibasakan maka ion Cr2O72- berubah menjadi ion CrO42-.maka reaksi yang terjadi adalah dalam suasana asam bertindak sebagai oksidator adalah Cr2O72-, ketika dalam suasana basa maka yang berlaku sebagai oksidator adalah CrO42-.

    1. Nomor 3

  93. Sri Oktika Dhijah Gultom

    Nama : Sri Oktika Dhijah Gultom
    Nim : A1C118085

    4. Yang menjamin keberhasilan dalam percobaan :
    A. Persiapan pelat. Karena nantinya dapat berguna untuk wadah atau tempat jalannya adsorben sehingga proses perpindahan analit oleh solvennya itu dapat berjalan dengan baik, sehingga hal tsb dapat membedakan kromatografi lapis tipis dan kolom. Dibuat pelatnya dengan membuat garisnya dengan pensil karena pensil terbuat dari grafit yang tidak akan larut nantinya dalam eluen
    B. Disiapkan bejana lengkap dengan gelas kimia dan kertas saring sehingga dapat menjenuhkan larutan dan diserap oleh kertas saring
    C. Disiapkan tablet dengan penandaan garis dengan cara penotolan sehingga dapat dipisahkan secara baik
    D. Diperhatikan fasa gerak dan fasa diamnya serta harga Rf nya

  94. Marta Febryza Manalu Rambe

    Nama : Marta Febryza Manalu Rambe
    NIM : A1C118037
    3. oksidatornya yang digunakan yaitu seperti natrium hipoklorit, asam kromat dan kalium dikromat. Perbedaannya yaitu pada penggunaan natrium hipoklorit mekanisme reaksinya tidak terlalu jelas. Pada penggunaan asam kromat, oksidator ini sifatnya kurang stabil. Jadi lebih baik menggunakan oksidator kalium dikromat dalam pembuatan sikloheksanon.

  95. 3. Nama : Ulul Azmi
    NIM : A1C118068
    Pada percobaan pembuatan sikloheksanon dari sikloheksanol, bila digunakan tiga jenis oksidator yang berbeda seperti reagen jones(kalium dikromat(K2Cr2O7), reagen manganat, dan HNO3. Dalam menggunakan ketiga oksidator ini akan lebih mudah menggunakan reagen joner atau K2Cr2O7 agar lebih mudah mngamati hasilnya yang didapat. Karna reagen jones atau K2Cr2O7 menggunakan pereaksi asam kromat yang memiliki warna merah jika direaksikan akan berubah menjadi hijau gelap yang menandakan bahwa reaksi dan hasil yang didaapt sesuai dengan yang diharapkan. Jika digunakan HNO3 atau asam nitrat akan menghasilkan reaksi yg berbahaya dimana akan menjadi panas dan uap yang dihasilkan beracun sehingga tidak bagus untuk dihirup.

    1. Valen Dwi Putri

      Nama : Valen Dwi Putri
      Nim : A1C118050
      4. – Kecermatan dan ketelitan seorang praktikan dalam memeriksa zat. Karna suatu zat mempunyai afinitas yang berbeda terhadap adsorben dalam kolom.
      -Harus teliti dalam menempatkan adsorben dalam kolom secara uniform. Karna jika kolom yang lebar dapat menyebabkan pembauran.
      – memperhatikan kecepatan arus. Karna rendahnya kecepatan arus cairan, berdampak baik untuk mencapai keseimbangan adsorpsi.
      -Memperhatikan perhitungan Efesiensi Kolom. Karna
      Semakin lebar suatu puncak kromatografi, semakin berkurang efesien kolom pengelusinya.

  96. Dewi Marta Malau

    Nama : Dewi Marta Malau
    Nim : A1C118089
    Jawaban no 3
    a. KmnO4 merupakan oksidator kuat dapat mengoksidasi aldehid menjadi asam karboksilat. Rx berlangsung sangat eksotermis dan dapat meledak.
    b. As. sulfat merupakan oksidator kuat, senyawa ini mengandung Cl yang diterima dari elektron yang berasal dari sikloheksanol sehingga kurang efektif namun lebih aman digunakan.
    C. Natrium Hipoklorit, merupakan senyawa yang lebih cepat bereaksi dibandingkan Cl2 yang digunakan sebagai oksdator.

  97. TRIXIE FEDORA IMA GULO A1C118077

    Selamat Pagi,
    Perkenalkan saya :
    Nama : TRIXIE FEDORA IMA GULO
    NIM : A1C118077
    Kelas : Reguler A 2018
    Menjawab pertanyaan nomor 3 pembuatan sikloheksanon dari sikloheksanol dapat menggunakan oksidator kalium dikromat , NaOCl, dan menggunakan asam kromat bersamaan dengan asam sulfat pekat dengan air destilasi. Masing-masing memiliki efektivitas yang baik untuk menghasilkan sikloheksanon namun hanya saja menggunakan asam kromat sangat berbahaya karena memiliki sifat karsinogen untuk manusia dapat merusak suatu system pernapasan dari sirkulasi udara yang telah terkontaminasi dengan asam kromat sangat efektif dalam mengoksidasi terbilang cepat, untuk kalium dikromat sama saja halnya dengan asam kromat karena yang dipakai adalah Cr(III) menyebabkan larutan mudah dioksidasi menjadi sikloheksanon dan sangat efektif warna yang didapat adalah asam dengan ion kromat akan menghasilkan warna oranye menjadi merah dan jika direaksikan dengan sikloheksanol akan menunjukan. Untuk penggunaan NaOCl tidak begitu efektif sekali, agar keefektifannya sama seperti penggunaan kromat, NaOCl harus diberikan asam agar bereaksi dengan cepat dan Cl2 (molekul) disini akan bertindak sebagai oksidator dari reaksi asam dan NaOCl menghasilkan asam hipoklorit dengan alcohol sekunder akan menghasilkan sikloheksanon namun untuk menghilangkan hipoklorit yang terbentuk harus pula melakukan penambahan suatu senyawa yang menggandung bisulfit (lebih rumit ketimbang menggunakan kromat). Terima Kasih.

  98. paulina erika manurung

    nama : paulina erika manurung
    Nim : a1c118062
    3. oksidator yang digunakan H2CrO4 ,KMnO4,K2CrO7. dimana disini asam kromat ini hanya digunakan hanya pada saat kita membutuhkannya saja karena asam kromat ini mempunyai sifat yang tidak stabil. dimana yang memiliki sifat stabil diantara ketiganya adalah kalium dikromat

  99. Dara kumalasari

    Nama : Dara Kumalasari
    NIM : A1C118038

    jawaban no 4

    1. nilai KV ≤ 2% sampai 5 kali penyuntikan tetap nilainya.
    2. Rs ≥ 1,5 nilai dari efisiensi pemisahan umum
    3. tetapan kesetimbangan dari molekul komponen-komponen zat yang akan dianalisa berbeda
    dengan fasa gerak dan fasa diam nya.
    4. pelarut yang digunakan elusinya berjalan sedang (akan menghasilkan pemisahan yang
    sempurna)

  100. Valen Dwi Putri

    Nama : Valen Dwi Putri
    Nim : A1C118050
    4. – Kecermatan dan ketelitan seorang praktikan dalam memeriksa zat. Karna suatu zat mempunyai afinitas yang berbeda terhadap adsorben dalam kolom.
    -Harus teliti dalam menempatkan adsorben dalam kolom secara uniform. Karna jika kolom yang lebar dapat menyebabkan pembauran.
    – memperhatikan kecepatan arus. Karna rendahnya kecepatan arus cairan, berdampak baik untuk mencapai keseimbangan adsorpsi.
    -Memperhatikan perhitungan Efesiensi Kolom. Karna
    Semakin lebar suatu puncak kromatografi, semakin berkurang efesien kolom pengelusinya.

  101. Nama Fitrianty
    NIM : A1C118032
    Kelas : Regurler A 2018

    4. Kepolaran suatu sampel dan pelarut yang digunakan, jangan lakukan penotolan sampel yang berulang, kalau bisa jangan gunakan sampel yang terlalu asam atau basa, dan hindari lempengan yang tidak rata

  102. Adriyan Wijaya Putra

    Nama : Adriyan Wijaya Putra
    Nim : A1C118035

    4. Ada beberapa hal yang dapat menjamin keberhasilan memisahkan suatu senyawa yang menjadi target pemurnian dari campuranya, yaitu :
    1. Fase diam yang digunakan.
    2. Struktur kimia sampel yang diinginkan untuk dipisahkan.
    3. Ukuran dan kepolaan molekul.
    4. Kepolaran atau kemurnian dari fase gerak yang digunakan.
    5. Suhu

  103. Dewi Marta Malau

    Nama : Dewi Marta Malau
    Nim : A1C118089
    Jawaban no 4
    Hal yg menjamin keberhasilan dalam percobaan:
    a. Alat yang digunakan diperiksa terlebih dahulu keadaannya
    b. Praktikan memahami prosedur yg harus dilakukan
    c. Bahan yg digunakan sesuai dengan kadar yang telah ditetapkan
    4. Diperiksa endapan yang dihasilkan apa sesuai atau tidak, jika salah diulangi kmbali.

  104. Nama : Nisa Aprylina
    NIM : A1C118044
    Kelas : Reguler A 2018
    4. a. Penotolan pada kromatografi Lapis Tipis cukup dilakukan sekali saja, jika dilakukan berulang kali akan berpengaruh pada nilai rf yang didapat dan akan berpengaruh pada hasil yang didapat.
    b. Kemurnian dari eluen juga perlu diperhatikan dalam percobaan kromatografi lapis tipis dikarenakan teknik kromatografi lapis tipis ini sangat sensitive, apabila eluen memiliki kemurnian yang kurang murni, maka hasil yang kita dapatkan akan berbeda.
    c. Dalam kromatografi lapis tipis polaritas dari pelarut yang digunakan juga harus diperhatikan agar hasil yang didapatkan juga sempurna.
    d. Untuk kromatografi lapis tipis agar Rf yang dihasilkan sempurna berkisar 0,2-0,8 maka daya elusi pada saat percobaan juga harus diatur dengan baik agar mendapatkan hasil yang sempurna juga.

  105. Cici Indah Septiana

    Nama : Cici Indah Septiana
    NIM : A1C118069
    4. Hal utama yang diperhatikan terlebih dahulu tentunya teknik yang digunakan, kromatografi terdiri dari berbagai teknik, maka teknik yang digunakan harus sesuai dengan tujuan. Selanjutnya yang diperhatikan adalah koefisien distribusi, senyawa yang berbeda akan mempunyai koefisien yang berbeda pula terhadap fasa diam dan gerak. Selanjutnya yang perlu diperhatikan merupakan pemilihan adsorben yang akan digunakan dalam fase diam. Selanjutnya tingkat kepolaran pelarut yang digunakan atau pemilihan pelarut yang cocok pada fasa gerak juga menjadi faktor dalam keberhasilan kromatografi.

  106. Dewi Marta Malau

    Nama : Dewi Marta Malau
    Nim : A1C118089
    Jawaban no 4
    Hal yg menjamin keberhasilan dalam percobaan:
    a. Alat yang digunakan diperiksa terlebih dahulu keadaannya
    b. Praktikan memahami prosedur yg harus dilakukan
    c. Bahan yg digunakan sesuai dengan kadar yang telah ditetapkan
    4. Diperiksa endapan yang dihasilkan apa sesuai atau tidak, jika salah diulangi kmbali.

  107. Nama : RADIAH
    NIM : A1C118045
    Kelas : Reguler A 2018
    Jawaban:
    4. Empat hal utama yang akan menjamin keberhasilan dalam memisahkan suatu senyawa yang menjadi target pemurnian dari campurannya diantaranya
    1. Dalam memilih kertas saring yang digunakan pada kromatografi kertas
    Kertas saring yang digunakan harus berkualitas, mempunyai kemurnian yang tinggi serta memiliki ketebalan seperti kertas whatman
    2. Dalam memilih eluen yang digunakan
    Pelarut yang digunakan untuk membuat eluen harus mempunyai kemurnian yang tinggi dan mudah menguap.
    3. Dalam memilih bahan serapan yang dipakai contohnya silika gel dan alumina terhidrasi
    4. Dalam melakukan penjenuhan eluen
    Eluen harus dijenuhkan terlebih dahulu supaya eluen memenuhi chamber, sehingga distribusi fase diam berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil yang teliti

  108. Resa Ovelia Hamsar

    Nama: Resa Ovelia Hamsar
    NIM: A1C118034
    Kelas: Reguler a 2018
    4. Empat hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan kromatografi:
    a. Pemilihan fasa gerak, karena fasa inilah yang membawa sampel bergerak melewati fasa diam
    b. Suhu, karena naik atau turunnya suhu dapat mempengaruhi nilai koefisien patrisi dan juga laju distribusinya
    c. Pelarut yang digunakan, komposisi dari pelarut dapat mempengaruhi nilai Rf yang didapatkan nantinya dan juga harus memiliki sifat kepolaran yang sama
    d. Fasa diam, karena interaksi yang terjadi pada fasa diamlah maka yang menyebabkan terjadinya perbedaan waktu retensi (tR) dan pemisahan anatara komponen sampel

  109. Fadillah Fatma

    Nama : Fadillah Fatma
    NIM : A1C118092

    Jawaban nomor 4

    Hal yang dapat dilakukan untuk berhasil memisahkan senyawa menjadi target adalah:
    1. meminimalisir sentuhan pada lempeng KLT karena pada kulit terdapat bakteri yang dapat mempengaruhi hasil noda yang nantinya hasil akan tidak sesuai pada proses pemisahan.
    2. Menggunakan fase gerak yang memiliki tingkat kemurnian yang cukup tinggi karena teknik pemisahan dengan KLT ini cukup sensitif
    3. Memperhatikan dengan benar saat menotolkan sampel, bercak dengan ukuran yang sangat kecil memberikan pemisahan KLT yang lebih optimal.
    4.menggunakan pelarut cuplikan yang mudah menguap dan memiliki polaritas yang rendah

  110. Ryan Willianto

    baiklah, saya Ryan Willianto (A1C118019) dari Reguler A 2018 akan menjawab

    4. empat hal utama yang memengaruhi hasil kromatografi adalah sebagai berikut : (a) pelarut atau eluen yang digunakan. Eluen memengaruhi hasil dari pemisahan kromatografi pada segi kepolaran antara senyawa-senyawa dalam sampel dan eluen. Jika eluen tidak memiliki kepolaran yang sesuai dengan senyawa sampel, maka senyawa dalam sampel tidak mudah terpisah dengan baik dan hasil pemisahan pun belum baik juga. Akan lebih baik jika menggunakan campuran eluen yang terdapat senyawa polar dan nonpolar untuk menyesuaikan beberapa senyawa dalam sampel. (2) suhu. Dalam hal ini, suhu dapat merubah kecepatan aliran dari sampel untuk bergerak dan belum tentu sampel yang bergerak cepat akan menghasilkan pemisahan yang baik. Akan lebih baik jika menggunakan suhu ruang dalam pemisahan, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. (3) sifat senyawa dalam campuran (sampel). Sifat-sifat senyawa dalam sampel juga mempengaruhi seperti kepolaran dan ukuran dari senyawa. Hasil yang didapatkan akan lebih baik jika menggunakan pelarut yang sesuai dengan kepolaran dari senyawa sampel. (4) alat yang digunakan. Maksud dari alar yang digunakan seperti kolom pada kromatografi kolom dan penyusun kolom, pelat kertas pada KLT, dan alat pembaca noda seperti sinar UV. Jika tidak ada pembaca noda, maka pembacaan nilai Rf pada kromatografi tidak berlangsung baik dan hasil yang didapat tidak murni karena ada beberapa senyawa yang tak tampak mata tidak terdeteksi langsung.

  111. NAMA : RISMAYANTI
    NIM : A1C118007

    4. Hal utama yang menjamin dalam tekhnik kromatografi, diantaranya sebagai berikut :

    fase diam, fase gerak, kepolaran molekul dan struktur kimia sampel yang digunakan dalam percobaan.

  112. Sri Oktika Dhijah Gultom

    Nama : Sri Oktika Dhijah Gultom
    Nim : A1C118085

    NOMOR 4. Yang menjamin keberhasilan dalam percobaan :
    A. Persiapan pelat. Karena nantinya dapat berguna untuk wadah atau tempat jalannya adsorben sehingga proses perpindahan analit oleh solvennya itu dapat berjalan dengan baik, sehingga hal tsb dapat membedakan kromatografi lapis tipis dan kolom. Dibuat pelatnya dengan membuat garisnya dengan pensil karena pensil terbuat dari grafit yang tidak akan larut nantinya dalam eluen
    B. Disiapkan bejana lengkap dengan gelas kimia dan kertas saring sehingga dapat menjenuhkan larutan dan diserap oleh kertas saring
    C. Disiapkan tablet dengan penandaan garis dengan cara penotolan sehingga dapat dipisahkan secara baik
    D. Diperhatikan fasa gerak dan fasa diamnya serta harga Rf nya. Serta pemilihan bahan yg tepat seperti silika gel digunakan karena ia mempunyai struktur yang komleks dengan bentuk tetrahedral dengan ikatan yang rapat dan kuat sehingga dapat melakukan pemisahan dengan baik. Sehinga yang terpenting adalah proses elusi. Dengan mengatur masuknya eluen dan tetesannya tidak terlalu cepat dan pelan. Serta diperhatikan komponenya baik itu polar maupun nonpolar

  113. HESTI NURMELIS

    Nama : Hesti Nurmelis
    Nim : A1C118090
    Kelas : Reguler A 2018
    4. a) faktor Pertama adalah pemilihan fase bergerak maupun fase diam, karena akan mempengaruhi gerakan relative komponen pada kedua fase.
    b) Faktor kedua adalah jenis kertas, karena akan mempengaruhi kecepatan aliran eluen dan juga mempengaruhi nilai Rf karena daya serap berbeda dan bentuk bercaknya juga beda.
    c) Faktor ketiga adalah perbandingan komposisi eluen yang digunakan karena akan berpengaruh pada proses pemisahan karena jika komposisinya perbandingan tidak sesuai maka hasil pemisahannya tidak akan optimal.
    d) Faktor keempat adalah mengontrol daya elusi, karena jika daya elusi yang dihasilkan bagus maka pemisahan akan berhasil dan penjenuhan eluen dapat memberikan daya elusi. Juga pada daya elusi ini kita harus memilih eluen yang tepat agar hasilnya maksimal . dan juga pada saat penetesan tidak terlalu cepat maupun lambat.

  114. SEPTIA MISCA DALVANNY

    Nama : septia misca dalvanny
    Nim : A1C118005
    4.Jawab:
    Yang menjamin keberhasilan dalam percobaan :.
    a. Jenis penyerap yang digunakan : yang mana kita harus memperhatikan jenis penyerap yang digunakan dua sifat penting penyerap yaitu besar partikel dan homogenitasnya yang mana pada kromatografi lapis tipis menggunakan jenis penyerap yang halus agar aliran pelarut menjadi cepat dan tidak terjadi penghambatan aliran pelarut, pada kromatografi kolom digunakan jenid pelarut yang kasar
    b. Memperhatikan fasa gerak dan fasa diamnya
    Yang mana kita harus memperhatikan fasa diam dan geraknya sehingga fasa diam tidak boleh bereaksi dengan fasa gerak
    c. Komponen sampel : yang mana kita harus menggunakan sampel yang harus bisa mengalir melewati fasa diam, sedangkan fasa diamharus terikat kuat diposisinya
    d. Kemurnian dari eluen harus diperhatikan pada kromatografi lapis tipis , sehingga sebelummelakukan kromatografi dilakukan penjenuhan eluen dulu, jika eluen memiliki pemurnian yang kurang maka akan berdampak pada hasil akhir yang didapat

  115. Dea Ristria Ariani

    Nama : Dea Ristria Ariani
    NIM: A1C118003
    jawaban :
    4. hal utama yang menjamin keberhasilan dalam proses pemisahan dengan menggunakan kromatografi yaitu :
    a. pemilihan fasa diam yang sesuai sehingga campuran yang akan dipisahkan cenderung berinteraksi lemah dengan fasa ini dan akan gerak cepat pada sistem kromatografi pada fasa geraknya.
    b. pemilihan eluen yang sesuai berdasarkan polaritasnya karena elun disini yang akan digunakan sebagi fasa gerak nya yang memperngaruhi waktu pemisahannya
    c. proses penjenuhan eluen karena pada proses ini tujuannya untuk mendapatkan hasil pemisahan yang baik.
    d. pengaturan daya elusi dengan memilih eluen yang tepat dengan perbandingan yang pas sehingga nilai Rfnya dapat berkisar antara 0,2-0,9.
    proses pemisahan ini berkaitan dengan tingkat kelarutan suatu sampel terhadap eluennya

  116. NADA FITRI RAHMAN

    Nama : NADA FITRI RAHMAN
    Nim : A1C118057

    4. hAl yang menjamin keberhasilan di percobaan kromatografi:

    a) Penyiapan Plat(chamber). Chamber ini nanti berguna untuk tempat jalannya adsorbenn yg mana nanti perpindahan dapat berjalan dengan baik/maksimal
    b) kertas saring atau kertas khusus kromatografi untuk menjenuhkan larutan jika dirasao larutanny blm jenuh.
    c) kalau bisa jika ada alat ultrasonik utk melakukan proses ultrasonik setelah proses preparasi sampel
    d) bahan yang digunakan seperti sampel berupa kafein jika sample yg akn diuji adalah diduga/sejenis dgn kafein/yang inginn kita uji ,bahan ditotol dengan gunakan lidi agar lebih baik bentuk penotolanny
    e) tablet dan dengan pensil(utk penanda garis) , jangan lupa lihat dgn teliti fase geraknya dan diam utk menentukan Rf

  117. Siti Asmiyah (094)
    4. Jadi hal yang diperhatikan dalam kromatografi yang dapat menjamin kerberhasilan ialah; (1) pemilihan adsorben yang digunakan serta fase fase yang digunakan. Adsorben yang digunakan harus sesuai dengan fase yang dipakai;(2) analisa yang tepat dapat menjamin keberhasilan dalam percobaan kromatografi dengan praktikan yang melakukannya dengan cermat. Dengan kecermatan oraktikan dan penganalisaan yang baik dapat menghasilkan hasik yang baik pula; (3) dapat dilihat pelarut yang digunakan, tingkat kepolaran yang digunakan dapat menjadi suatu hal yang menjadi faktor keberhasilan dalam kromatografi.

  118. paulina erika manurung

    nama : paulina erika manurung
    nim : a1c118062

    4. 1. pelakuan yang benar. dimana disini kita dalam melakukan percobaan ini harus melakukan percobaan dengan sesuai dari literatur yang digunakan,kita harus melakukan nya dengan teliti,agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan percobaan ini
    2. bahan yang sesuai. dimana kita harus menggunakan bahan bahan yang sesuai yang diperlukan pada percobaan ini
    3. memisahkan senyawa dari campurannya dengan tepat
    4. menyiapkan alat alat yabg ingin dipakai
    5.melakukan prosedur dengan benar samapi mendapatkan hasil yang sesuai dengan literatur

  119. Nama : Diana Sari
    NIM : A1C118096

    4.a. kepolaran, senyawa yang kepolarannya berbeda nantinya akan terjerap dengan fasa diam. Jika kepolarannya rendah maka ia akan bergerak dan jika kepolarannya kuat maka ia akan terjerap kuat pada fasa diam.
    b. daya elusi mempengaruhi nilai Rf yang didapatkan, karena nilai Rf yang baik yaitu sekitar 0,2-0,8.
    c. eluen yang digunakan juga mempengaruhi hasil yang didapatkan. Jika eluen yang digunakan salah maka hasilpun tak begitu bagus. Seperti sifat kepolaran yang dimiliki eluen.
    d. panjang kolom yang digunakan, jika zay yang ingin dipisahkan banyak maka diperlukan kolom yang lebih panjang dengan volume zat yang akan dipisahkan.

  120. indah syafitri

    Nama : Indah syafitri
    NIM : A1C118018
    No 4
    a. adsorben yang digunakan sebagai fasa diam harus sesuai
    b pelarut yang digunakan sebagai fasa gerak harus juga sesuai
    c. laju elusi akan menentukan keberhasilan. Laju elusi yang cepat atau pun lambat akan mengahasilakn pemisahan yang tidak sempurna.oleh karena nya laju elusi harus berlangsung sedang.
    d. keteledoran praktikan akan mempengaruhi hasil pemisahan oleh karena nya di perlukan ketelitian dalam pengamatan.

  121. isnaini puji rahayu

    nama:Isnaini Puji Rahayu
    Nim: A1C118020

    4. Hal hal yang menjadi faktor keberhasilan kromatografi adalah:
    a. Harus tepat dalam pemilihan fase geraknya. Fase gerak yang dipilih harus tepat, tidak boleh apabila fase gerak ini sampai bisa melarutkan zat yang akan dipisahkan
    b. Jangan sampai membiarkan kolom kromatografi kering karena akan berpengaruh terhadap efek distribusi senyawa yang akan dipisahkan
    c. Volume bejana yang dipakai juga harus diperhatikan, karena dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh terhadap jalannya penguapan pelarut yang digunakan
    d. Pada saat penuangan fase diam (misal silika) ke dalam kolom kromatografi perlu diperhatikan, karena apabila terlalu buruburu akan dapat menimbulkan gelembung-gelembung dalam kolom, yang nantinya berpengaruh dalam distribusi zat yang dipisahnkan,

  122. M. Riyo Agung Kunia

    Nama : M.Riyo Agung Kurnia
    NIM : A1C118011
    Jawaban no 4

    4. Hal –hal yang dapat diperhatikan agar pemisahan senyawa dengan kromatografi dapat berhasil.
    a. Pelarut yang digunakan.
    Pelarut disini adalah fase gerak, sehingga harus diperhatikan pemilihan pelarut yang digunakan. Pelarut yang digunakan yang mudah menguap dan biasanya digunakan yang mudah larut dalam air sebab dengan penambahan air akan menyebabkan senyawa tersebut lebih mudah untuk bergerak.
    b. Penempatan Cuplikan
    Cuplikan yang digunakan harus ditempatkan dengan benar. Cuplikan yang digunakan biasanya noda, penempatan noda haruslah tepat agar hasilnya bisa maksimal.
    c. Fase diam
    Fase diam sangat penting dalam proses kromatografi. Fase ini biasanya bahan padat berpori.Mengapa ini penting, sebab dengan adanya fase diam waktu retensi akan terjadi perbedaan dan komponen akan terpisah dan diperoleh senyawa murni.
    d. Suhu
    Suhu juga berpengaruh dalam kromatografi. Titik didih yang rendah pada analit akan menyebabkan posisinya lebih lama di fase gerak jika dibandingkan analit dengan titik didih yang tinggi.
    e. Eluen
    Pada kromatografi lapis kemurnian eluen perlu diperhatikan sebab eluen yang kurang murni dapat mempengaruhi hasil akhir.

  123. Marta Febryza Manalu Rambe

    Nama : Marta Febryza Manalu Rambe
    NIM : A1C118037
    4. empat hal yang diperhatikan yaitu
    1. senyawa yang digunakan . Karena senyawa berbeda akan mempunyai koefisien distribusi yang berebda
    2. Teknik melakukan kromatografi, apabila tekniknya salah maka mempengaruhi hasil percobaan.
    3. Fase diam dan fase gerak yang digunakan , karena menentukan pemisahan yang sempurna atau tidak.
    4. Eluen yang digunakan dan kepolarannya, karena akan menentukan zat tersebut dapat dipisahkan dengan eluen yang digunakan atau tidak.

  124. SARI BULAN A1C118065

    Nama : Sari Bulan
    NIM : A1C118065
    4) a) Pemilihan eluennya
    Untuk menentukan keberhasilan suatu pemisahan maka pemilihan eluen atau pelarut organic sangat penting. Kepolaran komponen yang akan dianalisa harus disesuaikan dengn pemilihan pelarutnya. Fase gerak yang bersifat polar akan merelusi senyawa polar. Begitu sebaliknya fase gerak yang non polar akan merelusi senyawa yang non polar
    b)Pemilihan Kertas
    Pada pemisahan dengan kromatografi kertas pemilihan kertas sangat berpengaruh karena akan mempengaruhi kecepatan aliran pelarut jika ukuran pori-pori kertasnya tak sesuai dengan yang dibutuhkan
    c) Pemilihan penyerapnya
    Penyerap yang butirannya halus akan menaikkan hasil suatu pemisahan, maka harus dipilih penyerap butiran halus dari pada kasar, namun pemilihan penyerap ini juga harus disesuaikan pada kromatografi, pada kromatografi lapis tipis disarankan untuk partikel yang halus karena akan dapat memberikan aliran pelarut yang cepat, namun untuk kromatografi kolom parrikel halus akan membuat aliran pelarut menjadi lambat
    d) Besarnya Bejana
    proses pemisahan akan menjadi lama jika kita menggunakan bejana yang besar, semakin besarnya bejana merupakan salah satu pengaruh karena akan semakin lama prosesnya jika semakin besar bejana tersebut

  125. Nama : Dwi Kartini
    Nim : A1C118058
    4. a). pemilihan fase gerak, dimana diharapkan adanya pergerakan yang berbeda-beda dari setiap komponen, dan disesuaikan dengan sifat kelarutan dari senyawa yang diperole. sehingga kromatografi berjalan efektive dan hasil yangsesuai. Biasanya digunakan eluen, diusahakan tidak terlalu polar ataupun terlalu nonpolar
    b). ketebalan dan kerapatan dari lapisan
    c). penorehan noda pada klt, posisi penorehan atau penotolan noda harus diperhatikan, disesuaikan juga dengan eluen yang digunakan. Dan jangan dilakukan secara berulang pada penorehan agar tidak mempengaruhi Rf
    d). suhu, sebaiklnya dilakukan pada suhu yang tetap agar komposisi dari fasa gerak atau kejenuhan dari bejana tidak berubah

  126. NAMA : RAHMADANSAH
    NIM : A1C118066
    4. Ada empat hal yang mempengaruhi keberhasilan Kromatografi:
    a. Dari proses menjenuhkan eluen (Eluen yang sudah jenuh dapat mempengaruhi suatu hasil noda yang ditunjukkan di Plat KLT, ketika eluen tersebut tidak jenuh maka fase gerak noda akan terhambat dan interaksi antar molekul untuk melihat kepolaran nya pun terhambat).
    b. Pelarut derajat kemurniannya fase bergerak (Campuran dalam uji coba Kromatografi harus benar benar diperhatikan dari segi perbandingan zat yang dipakai, jika perbandingan tidak sesuai maka hasil yang didapatkan pada Kromatografi tidak sesuai).
    c. Jumlah tetesan pada plat KLT (penetasan sampel pada plat KLT benar benar harus diperhatikan karena akan berdampak pada penyebaran noda-noda yang terbentuk ketika dicelupkan kedalam eluen, jika tetesan tidak sesuai maka dapat mempengaruhi hasil harga Rf).
    d. Kepadatan bubur dalam kolom (Padatan sampel yang diisi dalam kolom harus diperhatikan, karena jika tidak padat (longgar) maka dapat menambah rongga udara dalam kolom tersebut, hal ini membuat cincin yang diharapkan dalam kolom tidak sesuai hasil yang diharapkan).

  127. LISNA WIRANTI (001)

    4. hal yang mungkin mempengaruhi keberhasilan kromatografi yaitu :
    a. kepolaran pelarut (pemilihan pelarut), pelarut yang memiliki kepolaran yang dekat dengan sample maka akan lebih mudah terbawa keluar sehingga mempermudah keberhasilan pemisahan dalam kromatografi
    b. jenis fasa diam, fasa gerak harus dapat melewati fasa diam, untuk itu digunakan fasa diam yang berbeda sifat dengan fasa gerak sehingga keduanya tidak bercampur dan pemisahan dapat dilakukan dengan baik.
    c. sifat sample yang digunakan, sifat sampel sangat perlu untuk mengetahui pemilihan jenis pelarut yang sesuai sehingga mempercepat pemisahan dalam kromatografi.
    d. panjang atau ukuran kolom, semakin panjang kolom maka akan semakin lama untuk suatu sampel dapat terbawa keluar dan semakin lama pemisahan terjadi.

  128. TRIXIE FEDORA IMA GULO A1C118077

    Selamat Pagi,
    Perkenalkan saya :
    Nama : TRIXIE FEDORA IMA GULO
    NIM : A1C118077
    Kelas : Reguler A 2018
    Menjawab pertanyaan nomor 4, dalam Teknik khromatografi ini empat hal utama yang dapat menjamin keefektifan pemisahan senyawa adalah :
    1. Penggunaan (eluen) atau pelarut
    Penggunaan eluen adalah cara yang sangat utama, eluen memiliki dua golongan yaitu eluent non polar dan eluent polar. Untuk penggunaan eluent ini pada praktikum langsung dilapangan untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang terkandung pada komponen tertentu merupakan cara trial dan error karena eluent diharuskan memiliki sifat yang sama pada senyawa eluen yang dianalisis (hk.like dissolves like) yang dimana eluent harus menyesuaikan dengan senyawa yang dianalisis polar thd polar dan non polar terhadap non polar.
    2. Fasa diam
    Fasa diam disini seringkali kita lihat yang digunakan adalah silika namun bisa saja beragam selain silika dapat menggunakan alumina, pentafluorophenyl, aminopropyl, cyanopropyl dan lainnya yang diutamakan adalah peran fase diam ini dapat berperan aktif terhadap ikatan dipol hydrogen terhadap senyawa yang dianalisis
    3. Pentotolan senyawa
    Pada kromatografi kertas kita harus mentotolkan senyawa dengan baik apabila pentotolan salah dan berulang pada posisi yang sama akan menyebabkan senyawa satu dengan lainnya tertimpa sehingga saat diamati dengan sinar UV tidak terlihat jelas pemisahannya, dan kita perlu juga mempertimbangkan dengan baik ukuran partikel senyawa (noda) dari matriks harus dengan halus dan rata agar mudah diamati untuk meningkatkan pemisahan. Dan perlu pula memerhatikan alat yang digunakan seperti dimensi kolom disesuaikan rasionya sebagaimana perlu agar sesuai dengan tingkat aliran air pada kromatografi kolom.
    4.Penggunaan suhu
    Suhu yang digunakan harus stabil sehingga tidak merusak pergerakan senyawa organic dengan pelarut pada klt ataupun pada kromatografi kolom harus menggunakan suhu yang tepat agar tidak merusak kandungan senyawa yang ingin dianalisis karena dapat mudah terdenaturasi dan sulit diidentifikasi.
    Terima Kasih.

  129. 4. Nama : Ulul Azmi
    NIM : A1C118068
    Pada percobaan pemisahan senyawa organik dengan Teknik Khromatogorafi. empat hal utama yang dapat menjamin keberhasilan memisahkan suatu senyawa yang menjadi pemurnian dari campuranya yaitu:
    1. Pelarut, dimana perubahan dari suatu pelarut akan menyebabkan perubahan pula pada harga Rf disini pelarut sangat penting sebagai koef. Partisi dan difat kepolaran dari pelaut akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang didapat.
    2. Suhu, suhu berpengaruh karna perubahan dari suatu suhu akan menyebabkan hasil yang berbeda pula dan akan suhu juga berpengaruh dalam kecepatan reaksi yang terjadi.
    3. Kertas berpengaruh dalam keberhasilan memisahkan dimana daya serap dari kertas mempengaruhi hasil juga kertas mempengaruhi kecepatan aliran dari larutan.
    4. kesetimbangan dari molekul komponen-komponen zat yang akan berpengaruh pada fasa gerak dan fasa karna suatu hasil atau pemisahan senyawa yang baik adalah mencapai kesetimbangan dari komponen-komponen baik adsorben, dll.

  130. Suryani br Nababan

    4.hal yang mempengaruhi keberhasilan kromatografi
    -ukuran kolom yang di gunakan.semakin jauh kolom maka sampel akan semakin lama terbawa keluar
    -kepolaran pelarut yang sebaiknya di gunakan pelarut yang jenis kepolarannya rendah, kemurnian yang tinggi dan mudah menguap.
    -pemilihan jenis adsorben sebagai fasa diam untuk menahan karna dapat mempengaruhi rf.
    -jenis sampel yang di gunakan dengan memperhatikan perbedaan sampel dan pelarut yang di gunakan.
    -suhu yang di gunakan sebaiknya konstan
    -elun harus benar benar jenuh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Syamsurizal © 2019 Frontier Theme